Penghasilan bisa datang dari mana saja. Hal itulah yang mungkin mendorong sebagian orang sehingga nekat resign dan beralih menjadi pengusaha.
Seperti Lidya Librasari, eks karyawan yang justru mendulang sukses sebagai pengusaha kuliner usai meninggalkan pekerjaan yang memberikannya gaji tetap. Warga Depok itu mengatakan usaha kulinernya dengan brand Bumbu Lili telah berdiri sejak tahun 2019 hingga kini bisa menghasilkan omzet Rp 20 juta per bulan.
"Dari dulu saya memang hobi sekali makan dan masak. Kebetulan teman-teman selalu suka dengan rasa masakan saya. Saya seorang karyawan terkadang iseng berdagang makanan di kantor, hingga terpikir apakah saya harus membuka jasa catering lebih serius. Tahun 2019 saya berhenti kerja kantoran, akhirnya saya memutuskan lebih serius menekuni usaha di katering makanan," jelasnya kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari katering, Lidya kemudian fokus untuk memproduksi sambal. Ini melihat tren kesukaan masyarakat terhadap sambal kemasan. Sambal tersebut dikemas dalam botol plastik dengan berat 250 gram dan 350 gram, sehingga mudah dinikmati kapan pun dan di mana pun.
"Dengan melihat yang selalu disuka semua kalangan saya lebih spesifik menjual sambal, tentunya sambal yang sedap daripada yang lain. Hingga sekarang produk makanan saya jadi peminat bagi kalangan yang sudah jadi pelanggan tetap," katanya.
Adapun sambal Bumbu Lili tersedia dalam beberapa varian, di antaranya sambal ijo teri, sambal roa, sambal tongkol, sambal bawang, dan sambal kecombrang. Ada juga varian chilli oil yang enak dijadikan cocolan maupun campuran aneka macam hidangan.
Di samping sambal, Bumbu Lili juga menyediakan menu lainnya, yakni nasi kecombrang dan nasi kuning dengan berbagai lauk tambahan yang bikin tambah nikmat. Harga sambal buatan Lidya terbilang cukup ramah dikantong, karena bisa didapatkan mulai Rp 35 ribu. Sedangkan untuk menu nasi, baik nasi kuning maupun kecombrang dihargai Rp 22.500.
Meski telah terbilang besar, namun Lidya tidak menampik adanya kesulitan selama menjalani bisnis di masa pandemi. Dia mengatakan sempat membuka warung (toko offline), namun terpaksa tutup karena sepi pengunjung. Untuk itu, dia mulai mengoptimalkan strategi penjualan lewat platform online, seperti e-commerce dan Instagram @bumbu_lili.
Sebagai informasi, Lidya Librasari merupakan foodpreneur peserta 'Kembangkan Bisnis Kulinermu'. Acara ini digelar oleh detikcom bersama Kraft Heinz Food Service demi mendukung usaha kuliner Tanah Air agar bisa naik kelas.
(ads/ads)