Laksa Singapura terkenal karena kuahnya yang gurih pekat dengan rasa udang. Buat mengobati rindu selama pandemi, penjual laksa ini meracik laksa Singapura semirip aslinya.
Laksa di kawasan Asia punya banyak versi. Ada yang berkuah santan dengan bumbu kari pekat, ada juga yang berkuah bening dan asam seperti laksa Penang. Singapura punya racikan laksa yang gurih enak dan populer sebagai ikon kuliner.
Laksa Singapura berisi mie beras yang tebal lalu disiram kuah kari dan aneka topping. Seperti telur rebus, udang galah, tauge, daun kari dan sambal. Aroma khas daun kari yang wangi membuat laksa semakin sedap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Surabaya i baru pertama kali ada penjual laksa Singapura. Tepatnya di Kampong Laksa Loop Graha Festival, Kecamatan Dukuh Pakis, Kota Surabaya. Cita rasa racikan laksanya khas Singapura.
![]() |
Pemilik Kampong Laksa, Lily Libby mengatakan, awal mula tercetusnya ide membuat Laksa di Kota Pahlawan karena keterbatasan masyarakat yang tak bisa ke Singapura selama pandemi COVID-19. Selain itu, ia telah melakukan survei diSurabaya dan menemukan kuliner serupa.
Setelah melakukan eksperimen beberapa kali, ia mencoba menawarkan ke sejumlah rekan dan kerabatnya. Respon yang diperolehnya pun sangat positif. Keluarga beserta rekannya pun menyarankannya untuk menjual laksa Singapura buatannya itu.
"Selama pandemi COVID-19, orang kepengen makan laksa, lalu saya mencoba kreasi laksa Singapura dihidangkan ke teman-teman. Responnya bagus, rasa sama kayak yang di sana (Singapura)," kata Lily kepada detikcom, Selasa (19/10/2021).
![]() |
Lili mengatakan, Laksa buatannya disesuaikan dengan lidah dan selera masyarakat Indonesia, terutama arek-arek Suroboyo. Ia mengaku, sengaja membuat kuah lebih kental, namun tetap mempertahankan topping dan citarasa gurih seafood seperti aslinya.
"Istimewanya, kuah dan rasanya lebih gurih, kalau isiannya ada ayam, udang, fishcake, tauge. Kuahnya kental, seperti kare, tapi lebih gurih. Saya sesuaikan untuk lidah orang Indonesia, kalau di sana makan gak bisa seenak di Indonesia, agak eneg. Jadi, saya bikin ringan, rasanya kurang lebih hampir sama, cuma kuahnya saja yang lebih nikmat," jelasnya.
Untuk menemukan resep yang cocok tersebut, ia membutuhkan waktu selama sepekan. Selama bereksperimen itu, ia menyesuaikan ciri khas dan rasa sesuai lidah orang Indonesia. "Saya yang membuat racikan bumbu, butuh seminggu saya mencoba dari awal. Kalau saya buatnya seperti lontong sayur, jadi masih cocok buat kita," ujarnya.
Meski Laksa menjadi menu andalan, terdapat aneka menu lain yang ditawarkan kepada pembeli. Mulai dari mie ayam carsiu, lontong sup fishball, mie char siew, dan masih banyak lagi. Harga yang dibandrol pun terbilang relatif murah. Mulai dari Rp 25.000 hingga Rp 35.000 per porsi.
![]() |
"Kalau segmentasi sebenarnya tidak ada ya, semua kelas dan dari mana pun dipersilakan, tergantung (toping) komplit apa enggak. Ini (Kampong Laksa) pertama kali di Surabaya, harapannya ada dari Sabang sampai Merauke," katanya.
Salah satu pembeli Kampong Laksa, Dini Satya mengaku senang dengan adanya Laksa di Surabaya. Karena, ia tak perlu pergi ke Singapura untuk makan laksa.
"Enak sih, kurang lebih sama kayak aslinya, mie dan kuahnya sesuai ya sama lidah orang Indonesia, lebih kental," pungkasnya.
(yms/odi)