Bisnis Frozen Food Kian Menggiurkan Saat Pandemi? Ini Kata Pakarnya

Bisnis Frozen Food Kian Menggiurkan Saat Pandemi? Ini Kata Pakarnya

Inkana Putri - detikFood
Selasa, 10 Agu 2021 18:35 WIB
Frozen food
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Bisnis frozen saat ini kian diminati oleh masyarakat Indonesia, khususnya di tengah pandemi. Tak hanya mudah, bisnis frozen food juga dibilang tak terlalu membutuhkan modal yang besar sehingga bisnis ini dapat dilakukan oleh siapa pun, termasuk pemula.

Soal bisnis frozen food, Owner Kebab Baba Rafi, Nilamsari mengatakan bisnis ini memang menjadi salah satu yang sedang naik daun masa pandemi. Apalagi bisnis frozen dapat dipasarkan dan dijual secara online, sejalan dengan tren masa kini yang serba online.

"Kalau bisnisnya dari segi online based, contohnya cloud kitchen atau kalau sekarang ada banyak perusahaan yang membuat frozen food. Saya rasa itu lagi bagus, lagi naik," ujarnya kepada detikFood baru-baru ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut Nilam menjelaskan naiknya tren bisnis frozen food salah satunya disebabkan oleh faktor kebiasaan masyarakat. Di tengah pandemi, adanya pembatasan mobilitas membuat masyarakat cenderung membeli segala hal secara online, termasuk makanan. Bahkan, beberapa masyarakat juga mulai stok makanan untuk menghindari keluar rumah.

"Kalau frozen food perusahaan saya sekarang Baba Ramen justru sedang ekspansi. Karena jenisnya frozen food. Dan habit orang sekarang sedang berubah. Ke depan orang sudah tidak terlalu oriented ke restoran, beli offline. Nah makin ke sini orang sudah sangat terbiasa dengan makanan tuh yang frozen, karena nyetok. Mereka mencari higienitas, bagaimana mengolah sendiri tapi lebih mudah, nggak perlu dari nol. Jadi bisnis frozen (food) lagi naik," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Tak hanya itu, Nilam juga menyarankan bagi para pemula untuk menggeluti bisnis frozen food. Di samping telah memiliki market, bisnis ini juga dapat dikembangkan menjadi bisnis besar dengan membuka restoran.

"Kalau emang mau konsepnya online, itu peluangnya lebih besar. Kalau mau masuk ke bidang kuliner, frozen food, saya justru support sekali. Karena banyak banget perusahaan apapun lagi berlomba membuat frozen food karena tidak bisa menjual. At the same time ada marketnya. Kalau sudah Corona kelar, mereka bisa buka restoran, tapi market frozen food ini sudah mulai teredukasi," katanya.

"Sebenarnya sekarang itu adalah shifting, bagaimana mengubah pola orang belanja. Kalau dulu polanya offline, makin ke sini online. Makin ke sini juga orang sudah tidak terlalu di restoran, tapi cenderung nyetok di rumah. Jadi at the end of the day shifting sih. Marketnya juga lagi bertumbuh. Jadi kalau mau masuk ke market frozen food itu masih bagus banget," imbuhnya.

Mengingat bisnis kuliner saat ini tengah meningkat, Nilam pun turut mendukung kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat seputar bisnis kuliner. Salah satunya webinar 'Kembangkan Bisnis Kulinermu' yang digelar detikcom bersama Kraft Heinz Food Service pada 29 Juli dan 5 Agustus 2021 lalu. Sebagai narasumber, Nilam mengatakan acara tersebut berkontribusi dalam mendorong UMKM kuliner di Indonesia, khususnya di masa pandemi.

"Memang itulah yang dibutuhkan oleh market sekarang. Karena mereka banyak yang kena PHK, nggak ngerti harus gimana. Mau bisnis juga bingung dengan keadaan sekarang. Serba chaos seperti sekarang ini," katanya.

"Acara (Kraft Heinz Food Service) kemarin menunjukkan banget bahwa makanan yang bisa dijual seperti ini. Jadi memang dari berbagai sudut pandang itu bagus banget ya. Mereka jadi paham ternyata bisnis kuliner seperti ini," imbuhnya.

Sementara itu, Managing Director Kraft Heinz Indonesia & PNG, Steven Debrabandere mengatakan webinar tersebut digelar sebagai bentuk dukungan Kraft Heinz Food Service bagi kemajuan UMKM kuliner di Indonesia.

"Melalui webinar ini, Kraft Heinz Food Service sebagai partner pelaku bisnis kuliner, ingin menyediakan wadah berbagi pengalaman dan pengetahuan khususnya untuk UMKM kuliner agar bisa maju dan berkembang di masa pandemi ini." ujarnya.

Tidak hanya berbagi ilmu dan pengalaman, lanjut Steven, pihaknya juga memberikan kesempatan bagi UMKM peserta webinar terpilih dengan bisnis dan prospek paling potensial untuk mempromosikan bisnis kulinernya melalui detikcom.

Ada juga tambahan modal senilai Rp 30 juta rupiah bagi para UMKM kuliner untuk mengembangkan bisnisnya. Sementara itu, bagi 10 UMKM terpilih juga akan berkesempatan mengikuti sesi pelatihan eksklusif dan kelas memasak dari Ultra Indonesia dan ACP Indonesia.

Melalui webinar ini, Steven berharap pelaku UMKM dapat mendapat pengetahuan untuk mengembangkan bisnisnya di tengah pandemi. Dengan demikian, bisnis kuliner di Indonesia dapat terus berkembang lebih baik.

"Dengan adanya webinar ini, kami berharap para pelaku bisnis kuliner dan masyarakat luas yang tertarik terjun di bisnis kuliner dapat berkembang dan bergerak maju secara bersama-sama untuk menuju Indonesia yang lebih baik," tandasnya.

Sebagai informasi, rangkaian pertama webinar 'Kembangkan Bisnis Kulinermu' diikuti oleh 26 ribu UMKM, sedangkan jumlah peserta di seri webinar ke 2 yaitu 24 ribu UMKM dari berbagai daerah di Indonesia. Selain Nilamsari, acara ini turut dihadiri oleh Founder & Owner Bittersweet by Najla, Najla Bisyir; Owner Waroeng Steak & Shake, Jody Broto Suseno; Cynthia Chaerunisa, Co-Founder Kopi Kenangan, serta Professional Chef, Martin Praja.




(akn/ega)

Hide Ads