Saat Pandemi, Penjualan Jahe Seduh Borobudur Naik Dua Kali Lipat

Saat Pandemi, Penjualan Jahe Seduh Borobudur Naik Dua Kali Lipat

Eko Susanto - detikFood
Minggu, 25 Jul 2021 10:00 WIB
Saat Pandemi, Penjualan Jahe Seduh Borobudur Naik Dua Kali Lipat
Foto: Eko Susanto
Magelang -

Pembuat jahe seduh atau jahe bubuk ini terus memproduksi saat pandemi Covid-19. Bahkan, saat pandemi penjualan jahe seduhnya mengalami peningkatan dua kali lipat.

Jahe seduh atau jahe bubuk ini dijual dalam kemasan 250 gram. Ada empat jenis meliputi Jahe Madu, Jahe Original, Jahe Gula Aren dan Jahe Merah. Jahe seduh ini diproduksi oleh Java Ginger, Desa Giritengah, Borobudur, Magelang.

Untuk harga empat variasi inipun berbeda. Jahe madu harganya Rp 25.000, kemudian jahe original Rp15.000, jahe gula aren Rp 18.000 dan jahe merah harganya Rp 25.000.

Untuk membuatnya, pertama jahe dikupas hingga bersih, dicuci, lalu diparut. Air parutan tersebut direbus dengan diberi gula dan rempah-rempah hingga menjadi kristal. Setelah menjadi kristal, kemudian dikemas.

Saat Pandemi, Penjualan Jahe Seduh Borobudur Naik Dua Kali LipatSaat Pandemi, Penjualan Jahe Seduh Borobudur Naik Dua Kali Lipat Foto: Eko Susanto



Untuk penjualan dilakukan secara online, maupun diambil para reseller yang datang langsung atau dikirim. Pengiriman telah sampai Jakarta, Kulon Progo hingga Kalimantan. Bahkan, bekerja sama pula dengan toko oleh-oleh.

"Disini untuk bahan baku jahe emprit dan jahe merah melimpah. Kami berinisiatif untuk mengembangkan semacam ini bisa bernilai lebih. Salah satunya menjadi jahe bubuk atau seduh seperti ini. Para petani langsung menjual jahe menuju sini tidak dibawa ke pasar," kata pembuat jahe seduh, Bowo Sutrisno saat ditemui usai memproduksi di Dusun Kalitengah, Desa Giritengah, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (23/7/2021).

Produksi telah dilakukan semenjak 2018 tersebut dengan memberdayakan warga perempuan yang ada. Kemudian, saat pandemi penjualan justru mengalami peningkatan dua kali lipat. Bahkan adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat tidak berdampak pada penjualan dan produksi.

"Kita untuk pandemi ini malah targetnya semakin meningkat penjualannya. Dua kali lipat. Pandemi sesudah setengah tahunan berlangsung naik (penjualan) grafiknya sampai sekarang," ujarnya.

Saat Pandemi, Penjualan Jahe Seduh Borobudur Naik Dua Kali LipatSaat Pandemi, Penjualan Jahe Seduh Borobudur Naik Dua Kali Lipat Foto: Eko Susanto



Pengiriman terbanyak selama ini menuju Jakarta. Bahkan disana telah ada reseller, kemudian menuju Wates, Kulon Progo. Selain itu, bekerja sama dengan penjual oleh-oleh.

"Kami sudah ada beberapa reseller di Jakarta, terus di Wates Kulon Progo, sudah ada tetap disana. Kita kerja sama dengan beberapa pusat oleh-oleh, salah satunya kerja sama dengan Griya Lebah di Borobudur setiap minggunya mungkin 20 bungkus," kata Bowo.

"Ini harga bervariasi, jadi untuk original jahe Rp 15.000, jahe madu Rp 25.000, jahe gula aren Rp 18.000 dan jahe merah Rp25.000. Ini sudah harga reseller," ujar dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat Pandemi, Penjualan Jahe Seduh Borobudur Naik Dua Kali LipatSaat Pandemi, Penjualan Jahe Seduh Borobudur Naik Dua Kali Lipat Foto: Eko Susanto


Untuk yang membedakan, kata dia, jahe madu pengganti gula Jawanya dengan madu asli. Kemudian, jahe gula aren untuk gula campurannya menggunakan gula aren. Sedangkan, jahe merah sebagai bahan utamanya jahe merah.

Untuk saat ini produksi dilakukan setiap hari. Jika ada pesanan produksi dilakukan secara maksimal hingga sore hari.

"Setiap harinya produksi. Setiap pagi bisa 12 pack, jadi sekitar 3 kg jahe. PPKM, Alhamdulillah nggak terpengaruh, pengiriman tetap jalan," tutup Bowo.




(adr/adr)

Hide Ads