Gurih Kenyal Olahan Tutut dari Karawang yang Sedang Populer

Gurih Kenyal Olahan Tutut dari Karawang yang Sedang Populer

Yuda Febrian Silitonga - detikFood
Senin, 05 Jul 2021 14:00 WIB
Gurih Kenyal Olahan Tutut dari Karawang yang Sedang Populer
Foto: detikcom/Yuda Febrian Silitonga
Jakarta -

Olahan keong sawah atau tutut di Karawang tengah digandrungi. Rasanya kenyal gurih digemari banyak pencinta makanan dari berbagai daerah.

Tepat di pinggir sawah, di Desa Tegalsawah, Kecamatan Karawang Timur, detikcom 9 bertemu langsung dengan pengolah tutut. Ia bernama Muhamad Ashari Ridwan (35), sering di sapa Kang Satut.

Kang Saut sudah mulai membuat olahan tutut sejak bulan Juli tahun lalu. Sejak saat itu banyak pecinta kuliner dari berbagai daerah memesan olahan tutut yang dibuatnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah, baru satu tahun membuka usaha olahan tutut ini, banyak yang datang, bukan hanya dari Karawang tapi Jakarta, Depok, Bekasi, Purwakarta, dan Indramayu sering pesan," kata Kang Satut, baoak satu anak pada detikcom di rumahnya, Dusun Krajan 2, Desa Tegalsawah, Kecamatan Karawang Timur, Minggu (4/7/2021).

Gurih Kenyal Olahan Tutut dari Karawang yang Sedang PopulerGurih Kenyal Olahan Tutut dari Karawang yang Sedang Populer Foto: detikcom/Yuda Febrian Silitonga

Keong Sawah atau tutut yang didapatkannya di irigasi, di kampungnya, kemudian diolah menjadi 5 sajian. "Jadi saya ambil Tutut nya itu sejak pagi, mengambil dari irigasi, bukan dari sawah, kemudian diolah pada malam hari, yang nantinya akan disajikan menjadi sate, rica-rica, tongseng, pepes, dan kerupuk," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Ia tidak mengambil tutut di sawah, dikarenakan khawatir sudah terkontaminasi oleh pestisida, atau bahan kimia berbahaya.

"Jadi saya tidak ambil dari sawah, karena takut ada bahan kimia berbahaya yang terdapat di tutut nya," terangnya.

Dari 5 menu itu yang paling populer adalah sate tutut, tongseng tutut, dan rica-rica tutut. Adapun cara mengolahnya butuh kesabaran lebih hingga menjadi sajian tutut yang lezat.

Gurih Kenyal Olahan Tutut dari Karawang yang Sedang PopulerGurih Kenyal Olahan Tutut dari Karawang yang Sedang Populer Foto: detikcom/Yuda Febrian Silitonga

"Jadi tidak mudah mengolahnya, butuh ketekunan, juga kesabaran lebih, sehari saya harus mengolah 20 kilogram lebih, terus tutut harus terlebih dahulu direbus setengah jam, lalu dipisahkan cangkangnya, secara manual saya cungkil, hampir 4 jam setelah terpisah dari cangkang, kemudian, direbus lagi 4 kali, untuk menghilangkan lendirnya. Setelah itu ditiriskan, lanjut dibumbui, dan terakhir disimpan di pendingin," jelasnya.

Proses pengolahan tutu yang begitu lama, dan panjang tersebut, agar tutut tidak bau amis, dan bumbu meresap. "Jadi saya jamin tutut yang diolah ini aman, dan tidak bau amis," tuturnya.

Untuk 5 menu ini, harganya per porsinya berbeda-beda. Untuk sate, tongseng, dan rica-rica dihargai Rp 15.000 per porsi, sedangkan pepes dan kerupuk dihargai Rp 8.000 per bungkus.

Gurih Kenyal Olahan Tutut dari Karawang yang Sedang PopulerGurih Kenyal Olahan Tutut dari Karawang yang Sedang Populer Foto: detikcom/Yuda Febrian Silitonga

"Kalau sate per porsinya 10 tusuk, per tusuk itu 10 tutut, meski harganya bisa terbilang murah, tapi saya jamin rasanya tidak murahan," ungkapnya.

Saat detikcom mencicipi seluruh menunya, memang tidak terasa bau amis. Soal rasa, semua menu memiliki ciri khas yang berbeda-beda, meski bahan utamanya tutut.

Sementara itu, sehari ia mengaku menghabiskan 20 sampai 30 kilogram tutut, dan menghasilkan omset per harinya sampai Rp. 800.000. Namun, sejak ramainya kasus covid-19, dan pemberlakuan aturan PPKM dari pemerintah, omsetnya menurun 50 persen.

Gurih Kenyal Olahan Tutut dari Karawang yang Sedang PopulerGurih Kenyal Olahan Tutut dari Karawang yang Sedang Populer Foto: detikcom/Yuda Febrian Silitonga

"Dulu itu sehari sampai 800 ribu, tapi saat PPKM diberlakukan, dan kasus corona ramai, omset menurun sampai 50 persen," tandasnya.

Jadi, bagi para pencinta kuliner yang mau mencobanya, bisa langsung datang ke lokasi Saung Tutut atau bisa menghubungi Kang Satut melalui media sosial Instagram @saungtutut_tegalsawah




(raf/odi)

Hide Ads