Kerupuk RO sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Purwakarta. Makanan ringan ini menjadi salah satu buah tangan khas Plered, Kabupaten Purwakarta.
Kerupuk dengan warna merah dan putih ini banyak diproduksi di Desa Sempur, Kecamatan Plered, Purwakarta. Bahkan ada satu blok di wilayah tersebut yang mayoritas penduduknya memproduksi kerupuk ini. Tapi sebenarnya bagaimana sih asal usul nama kerupuk RO?
Detikcom berkesempatan berkunjung ke salah satu tempat pembuatan kerupuk ini. Di lokasi ini pula awal mula kerupuk dan nama RO melekat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"RO adalah singkatan dari nama Raden Omay, beliau yang membuat kerupuk ini di Plered. Kebetulan dulu belum ada nama kerupuk itu dan karena ke banyak orang menyebutnya kerupuk Raden Omay terus menjadi kerupuk RO dan melekat sampai sekarang menjadi kerupuk RO," ujar Een Nuraeni cucu dari Raden Omay, ditemui ditempat produksinya, Kamis (10/06/2021).
![]() |
Een menjelaskan, kerupuk RO ada sejak tahun 1982 dan hingga kini diproduksi secara turun temurun. Een merupakan generasi ke tiga yang meneruskan usaha ini sejak tahun 2011 lalu, sebelumnya Sohibi ayah dari Een menjadi generasi ke dua.
"Dulu waktu bapak produksi ini, saya ikut bantu sambil belajar. Ketika bapak udah semakin tua tidak kuat produksi lagi maka saya yang meneruskan. Karena sudah banyak belajar jadi Alhamdulillah bisa meneruskan," katanya.
Melihat potensi ekonomi yang menggiurkan, sejak generasi kedua melanjutkan memproduksi ini, masyarakat sekitar mulai mengikuti memproduksi kerupuk RO. Mereka saling bahu membahu memenuhi permintaan pasar yang meningkat.
![]() |
Di tempat ini, setiap hari memproduksi sebanyak 70-80 kg aci tapioka yang menjadi bahan baku utama. Lalu ada bahan pendukung lainnya seperti kencur yang menjadi ciri khas rasa kerupuk tempat ini. Tambahan lainnya bawang putih, penyedap makanan, garam, pewarna makanan dan air tajen.
"Mulai jam 6 pagi ngadon (mencampurkan bahan), selanjutnya cetak kemudian jemur. Kalo jemur tergantung panas matahari, kalo lagi panas sehari bisa kering," ungkap Een.
![]() |
Usai d jemur, bahan mentah kerupuk di masak di wajah yang cukup besar dengan pengapian berbahan kayu bakar. Namun masak kerupuk ini tidak menggunakan minyak, melainkan menggunakan pasir pilihan.
"Kalo pake minyak kekuatannya kurang, tapi kalo istilahnya di sangrai itu kuat sampai lima hari (kerupuknya)," imbuhnya.
Tahap akhir, kerupuk RO ada dua jenis, yang pedas dan yang original. Kerupuk dikemas ke dalam plastik ukuran sedang maupun besar kemudian di pasarkan ke toko, ke warung dan ke penjual lainnya, baik di Purwakarta maupun sewilayah Jawa barat.
(raf/adr)