Rahasia di Balik Kualitas Rasa Pawon Luwak Coffee Asal Magelang

Rahasia di Balik Kualitas Rasa Pawon Luwak Coffee Asal Magelang

Inkana Putri - detikFood
Senin, 07 Jun 2021 08:15 WIB
Pawon Luwak Coffee
Foto: Inkana Putri/detikcom
Magelang -

Pecinta kopi? Nama kopi luwak tentu sudah tak asing lagi terdengar di telinga. Kopi yang satu ini memang jadi salah satu kopi termahal dan ternikmat khas Indonesia.

Bagi para pecinta kopi luwak, cobalah untuk merasakan nikmatnya kopi luwak dari Pawon Luwak Coffee di dekat Candi Pawon, Magelang. Rasa kopi yang diolah dari biji kopi dari hewan luwak liar ini memiliki cita rasa yang nikmat.

"Kalau di sini kita pakai luwak liar dari hutan. Bukan luwak yang dipelihara. Di sini, kita ada luwak tapi ini hanya untuk dipelihara dan contoh untuk pengunjung," ujar Pengelola Pawon Luwak Coffee, Karin kepada detikcom, Minggu (6/6/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pawon Luwak CoffeePawon Luwak Coffee Foto: Inkana Putri/detikcom

"Kalau si luwak liar dia kan dia cari makan sendiri, punya insting sendiri mana kualitas biji kopi yang paling bagus. Tapi kalau yang di kandang itu kita paksa kasih makan kopi, nanti hasil sama rasanya kurang bagus karena instinct-nya nggak bekerja dengan bagus juga," imbuhnya.

Dalam mengolah biji luwak, Karin mengatakan proses yang dilakukan sebenarnya hampir sama dengan proses pada umumnya. Pertama, feses luwak dikeringkan dan dicuci terlebih dahulu hingga bersih menggunakan air mengalir hingga biji kopi terpisah dengan feses.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, biji kopi yang sudah bersih dijemur kembali hingga kering. Jika telah kering, biji kopi pun dikupas, disangrai dan didiamkan beberapa hari hingga siap untuk di-roasting.

"Setelah dikupas baru kita sangrai, setelah disangrai kita diamkan berapa hari baru kita packaging atau kita roasting," paparnya.

Meskipun hampir sama, Karin menyebut saat mengeringkan biji kopi luwak, pihaknya hanya mengandalkan cara alami. Pasalnya, proses pengeringan biji kopi juga akan berdampak terhadap kualitas yang dihasilkan.

"Jadi bener-bener harus kering kita gak bisa paksain pakai oven karna beda kualitasnya. Jemurnya tergantung cuaca kalau mendung itu agak lama juga jemurnya dan kurang bagus hasilnya. Tapi kalau panas gini 4-5 hari sudah cukup," katanya.

"Kalau pas mendung kita juga gak bisa benar-benar roasting, nanti nggak bagus hasilnya lembap dan kopinya juga nggak enak. Dari cuci, jemur, cuci lagi, peeling, cuci lagi sampai roasting sekitar 15-20 hari prosesnya," imbuhnya.

Tak hanya itu, rahasia kenikmatan kopi luwak ini ternyata juga berasal dari daerah asal hewan luwak. Karin mengatakan pihaknya hanya menggunakan biji kopi dari hewan luwak di Gunung Sumbing. Menurut Karin, habitat luwak tentu juga akan menghasilkan biji dan rasa kopi yang beda pula.

"Kita kerja sama dengan petani yang ada di gunung, jadi petani di sana mereka kumplin kotorannya baru dibawa ke sini. Jadi kita bener-bner pakai luwak liar di Gunung Sumbing. Jadi luwak itu tinggal di perkebunan kopi dan kotoran luwak nantinya dikumpulkan sama petani tiap pagi," ungkapnya.

Pawon Luwak CoffeePawon Luwak Coffee Foto: Inkana Putri/detikcom

Dari biji kopi luwak tersebut, Pawon Luwak Coffee memiliki dua jenis kopi best seller-nya, yakni Arabika dan Robusta. Untuk 100 gram kopi Arabika dijual seharga Rp 400.000 dan 100 gram kopi Robusta seharga Rp 250.000. Sementara itu, bagi pengunjung yang ingin mencoba langsung nikmatnya kopi ini, Pawon Luwak Coffee menyediakan one shoot seharga Rp 25.000 per cangkir.

"Kalau di sini kita best seller-nya Arabika karena beda sih rasanya jadi kalau normal atau regular coffee kan dia masih asem. Kalau mereka yang pcinta coffee mereka pilih Arabika. Tapi, kalau yang mix pakai krimer susu atau gula pilih yang Robusta. Karena Robusta lebih ke bitterness tapi Arabika lebih strong," katanya.

Menariknya lagi, Produk kopi Pawon Luwak Coffee juga hanya diproduksi secara terbatas. Bahkan, pihaknya juga tidak menjual di daerah lain. Hal inilah yang membuat orang jatuh hati dengan kenikmatan kopi di sini.

"Kita cuma produksi sedikit karena kita jual di sini aja. Kalau habis nanti baru kota produksi, jadi kita bikin expired-nya satu tahun. Kalau biji lebih tahan lama sampai tahan 1,5 tahun dan serbuk 1 tahun," katanya.

Baca juga: Begini Jurus tiket.com Dongkrak Pariwisata Indonesia di Tahun 2021

Bagi pengunjung yang ingin menikmati kelezatan kopi luwak Pawon Luwak Coffee, Karin mengatakan customer dapat langsung datang ke kafe tersebut. Saat ini, Pawon Luwak Coffee juga telah bekerja sama dengan paket VW Tour Borobudur yang tersedia pada fitur tiket To Do di tiket.com.

Pawon Luwak CoffeePawon Luwak Coffee Foto: Inkana Putri/detikcom

Attraction Manager tiket.com, Nila Veronica mengatakan saat ini tiket.com memang telah menghadirkan fitur tiket To Do untuk memudahkan customer menentukan destinasi wisata yang diinginkan saat berwisata, termasuk di sekitar area Yogyakarta.

"Tiket ToDo kita relaunch tahun lalu di bulan April. Kalau di sekitar Yogya lebih banyak ke attraction kayak candi, show, ada tours juga macem-macem misalnya wisata VW atau sepeda. Customer di Tiket ToDo bisa search ada apa saja yang ingin dicoba. Jadi kita mau mempermudah partner dan customer," pungkasnya.




(ega/ega)

Hide Ads