Bakso tetelan barbar di Surabaya ini viral di media sosial beberapa waktu lalu. Bakso ini menggunakan tetelan sapi yang berbeda dari lainnya, apa saja?
Warga Surabaya khususnya yang sering melewati kawasan Pasar Genteng, pasti tidak asing dengan gerobak bakso Bakso tetelan Pak Kam. Bakso ini sempat viral di media sosial karena bagi para pembeli, harus mengambil nomor antrean untuk menikmati semangkok bakso.
Detikcom kemudian mendatangi stand Bakso Tetelan Pak Kam yang berada di kawasan Genteng Muhammadiyah. Benar saja, bakso di sini sangat laris. Antreannya di siang hari sudah bikin perut keroncongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Harganya pun sangat ramah di kantong. Hanya dengan merogoh kocek Rp 20 ribu, kita sudah mendapat bakso ukuran besar, plus tetelan barbar yang menumpuk menggunung di mangkok.
Pilihan bakso yang dijual di sini per porsi dihargai mulai dari Rp 10 ribu hingga 30 ribu. Sang pemilik, Kamidi menyebut, yang menjadi favorit ialah bakso tetelan.
"Tetelan ini inovasi baru, Pak Kam dulu rame hanya bakso biasa, setelah itu kita bikin pakai tetelan. Jadi bukan gajeh (lemak) biasanya kan tetelan gajeh, daging kecil-kecil, kayak cecek bukan kikil. Kita pakai urat tendon, kalau urat tendon habis, pakai urat tahu campuran, yang di lutut dan kikil. Bahannya saja istimewa harganya mahal, gak ada gajeh (lemak) sama sekali. Kuahnya dari sum-sum yang besar, gak akan ngendal. Yang favorit bakso tetelan harganya Rp 20 ribu, sangat worth it," terangnya.
![]() |
Setiap hari bakso tetelan Pak Kam menjual hingga 600-700 porsi dengan menghabiskan 50 Kg daging sapi, dan 60 Kg tetelan.
Semangkuk bakso tetelan barbar ini isinya bisa pilih. Ada bakso isi urat, bakso kasar, tahu goreng, siomay kukus, siomay goreng dan beragam potongan tetelan dan kikil serta bihun. Tetelan yang diberikan royal nyaris menutup permukaan mangkok. Makanya disebut 'barbar' saking melimpahnya.
Kini, Bakso Tetelan Pak Kam sekarang tidak hanya berjualan dengan gerobak di sekitar pasar. Tapi Pak Kam juga membuka gerai di Kawasan Jalan Genteng Muhammadiyah.
![]() |
Pemilik Bakso Tetelan Pak Kam, Kamidi, mengatakan, awalnya ia berjualan keliling menggunakan gerobak di kawasan Pasar Genteng. Ia sudah berjualan sejak tahun 2000 silam.
"Sudah 20 tahun lebih, ya dari dulu jualan bakso keliling gerobak. Setelah viral karena tetelan barbar dan pelanggan puas rasa baksonya, sekarang buka stand di sini sejak 3 bulan lalu. Yang gerobak tetep jualan di dekat Pasar Genteng," ujar Pria yang akrab disapa Pak Kam kepada detikcom, Senin (22/2/2021).
Pak Kam mengaku, ia mengontrak stand, agar mengurangi kerumunan di tempat ia berjualan. Karena saat berjualan menggunakan gerobak di Pasar Genteng sebelumnya, seringkali pembelinya berkerumun hingga dirinya menyiapkan nomor antrean.
![]() |
"Iya itu nomor antrean pas dulu jualan di Pasar Genteng. Kan terbatas, saya biasanya bawa kursi 15 buah, jadi pelanggan dikasih nomor antrean, nanti kita panggil. Apalagi, ini kan PPKM, kalau terlalu ramai dan bikin kerumunan bisa ditegur dan dibubarkan," terangnya.
Saat ini, pelanggan Pak Kam bisa menikmati bakso tersebut di dua tempat. Ada di sekitar Pasar Genteng dan juga di Jalan Genteng Muhammadiyah. Ke depan, Pak Kam rencananya akan membuka stand di kawasan Kutisari. Buka jam 13.00 sampai jam 18.00.