Bakso Lesanpuro Pak Ripto merupakan salah satu warung bakso yang cukup laris di ibu kota Jawa Tengah. Ternyata usaha bakso ini sudah ada sejak 1973.
Warungnya berada di sebuah rumah toko di Jalan Lesanpuro I, Semarang Barat. Buka pukul 13.00 WIB sampai 21.00 WIB, warung bakso ini hampir selalu dipadati pembeli.
"Biasanya ramai sekali itu pas bukaan awal jam 13.00 itu," kata pemilik warung, Suripto (61) sembari meracik bakso bercampur tetelan, Kamis (18/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika sedang antre memang harus sabar menanti, meski demikian pelayanannya termasuk cepat. Saat detikcom datang, cukup banyak pelanggan yang datang namun tidak sampai 5 menit bakso campur komplit sudah tersaji.
![]() |
Satu porsi bakso dihargai dengan Rp 26 ribu, bisa juga pesan setengah porsi. Untuk porsi komplet terdiri dari satu bakso kecil dan tiga bakso besar dengan isian. Ada yang berisi daging atau jantung sapi. Tidak lupa ada sawi, mie kuning dan mie putih serta bawang goreng.
Nah, yang spesial dari Bakso Lesanpuro pak Ripto adalah tetelannya dan jeroan yang berlimpah. Sebenarnya pelanggan bisa memilih apa yang akan dicampurkan dalam bakso.
"Ini ada babat, iso, tetelan, koyor. Sebenarnya bisa pilih sukanya apa," ujar Suripto.
Bagaimana rasanya? Ketika disantap tanpa campuran kecap, saus, atau sambal, kaldunya sudah terasa gurih lezat. Tak heran jika warung bakso ini bertahan puluhan tahun.
![]() |
Jika pelanggan merasa makan satu mangkuk bakso masih kurang, disediakan juga pendamping yaitu nasi atau lontong, sesuai selera.
Suripto menjelaskan awalnya ia mulai bisnis berdagang bakso sejak 1973 dengan gerobak keliling. Kemudian ia berusaha mencari inovasi dan ditemukanlah racikan bakso nikmat dan ia memilih membuka warung pada 1986.
"Mulai tahun 1973 itu keliling dan tahun 1986 mulai mangkal di sini. Tidak buka cabang," ujarnya.
Warung bakso ini terhitung tidak jauh dari Bandara Ahmad Yani Semarang. Meski harus masuk beberapa gang, namun kelezatan bakso Pak Ripto tidak menghalangi pelanggan untuk datang.
"Warungnya tutup (libur) kalau capek. Pernah 4 bulan tiap hari buka, tidak ada libur," ujar Pak Ripto.
(raf/adr)