Menikmati sego berkat Pacitan tak hanya bikin lidah bergoyang. Tetap kenikmatan menu ndeso berbungkus daun jati selalu bikin kangen sekaligus nagih.
"Dulu kalau kita ke tempat hajatan gitu pasti ada yang namanya sego berkat atau nasi berkat. Dan ternyata makan bersama itu enak," kenang Ari Sulistyowati, penjual sego berkat di Jl Ahmad Yani, Pacitan, Sabtu (12/9/2020) pagi.
Tradisi yang terjaga turun temurun itu, menurut Ari, mengilhaminya menyajikan menu yang tergolong jadul tersebut. Alhasil, tanggapan konsumen luar biasa. Sejak kios Warung Sego Berkat dibuka dua bulan lalu, tiap hari sedikitnya 250 porsi nasi berkat habis terjual.
![]() |
"Malahan kalau hari Jumat bisa terjual lebih dari itu. Kantor-kantor banyak yang pesan," ucap wanita yang akrab disapa Icus itu.
Seperti namanya, menu khas ini berbahan dasar nasi putih. Lalu ditambahkan aneka racikan. Antara lain oseng tempe dicampur cabe hijau, suun bumbu kecap, kecambah, dan sedikit serundeng. Adapun lauknya tersedia beberapa pilihan. Mulai telur hingga daging.
Harga yang dipatok pun relatif sangat terjangkau. Untuk menu biasa hanya dibanderol Rp 5.000 per porsi. Harganya naik jadi Rp 8.000 jika nambah lauk telor. Sedangkan jika menginginkan lauk daging, harga per porsinya Rp 12 ribu.
![]() |
Keistimewaan lain nasi berkat adalah penyajiannya yang tak lepas dari daun jati. Jika nasi mau dibawa pulang, daun jati jadi media untuk mengemas. Pun saat dimakan di tempat, tatakan yang diletakkan di atas piring juga berupa daun jati.
Bagi pelanggan yang ingin makan di tempat, tersedia meja dan kursi di dekat kios. Tentu saja, semua ditata sedemikian rupa mengacu protokol kesehatan. Penjual juga menyediakan sarana cuci tangan lengkap dengan sabun.
"Kalau menurutku sih cita rasanya sudah sesuai sama berkat ndeso. Cuma kalau di desaku berkat dari hajatan itu pakainya mie kuning, bukan suun," tutur Yulia, warga Bangunsari.
![]() |
Bagi Yulia, kehadiran kios nasi berkat tak jauh dari tempat tinggalnya bisa menjadi penawar rindu kampung halaman. Apalagi cara penyajian maupun pengemasannya persis menu yang dulu kerap dia santap saat hadir di acara hajatan.
"Yang pasti spesial itu karena kemasannya full pakai daun jati. Tradisi yang sekarang susah dicari," imbuh karyawati yang lahir di Desa Candi, Kecamatan Pringkuku.
Untuk diketahui, menu nasi berkat khas Kota 1001 Gua ini hanya bisa dinikmati pada pagi hari. Kios yang terletak 100 meter arah timur perempatan Bapangan mulai buka jam 05.00 WIB dan tutup jam 09.00 WIB. Bahkan juka sedang ramai, kios biasanya tutup lebih awal. Jadi, supaya kebagian harus buruan.
Simak Video "Gurih Nikmat Sego Berkat Berbalut Daun Jati"
[Gambas:Video 20detik]
(dvs/odi)