Di-PHK Imbas Corona, Mekanik Alat Berat Sukses Jualan Mie Organik

Di-PHK Imbas Corona, Mekanik Alat Berat Sukses Jualan Mie Organik

Erliana Riady - detikFood
Senin, 31 Agu 2020 15:30 WIB
Di PHK, Pria Ini Banting Stir Jualan Mie Organik
Foto: dok. detikFood / Erliana Riady
Jakarta -

Imbas pandemi Corona, seorang mekanik alat berat di PHK oleh sebuah perusahaan di Jakarta. Kini ia banting stir bikin mie organik untuk menghidupi keluarganya.

Pria berusia 28 tahun itu bernama Septian. Warga Jalan Kerantil Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar. Septian memutuskan pulang kampung sejak bulan Mei, karena perusahaan tempatnya bekerja tidak beroperasi.

"Selain karena ada PHK, saya juga putuskan tidak balik ke Jakarta. Soalnya di sana aturannya makin ketat. Keluar daerah harus pakai surat keterangan keluar masuk. Ribet pokoknya," kata Septian kepada detikcom, Senin (31/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di PHK, Pria Ini Banting Stir Jualan Mie OrganikDi PHK, Pria Ini Banting Stir Jualan Mie Organik Foto: dok. detikFood / Erliana Riady

Selama dia dirumah, Septian tidak diam. Dia berusaha berselancar di dunia maya untuk mencari peluang usaha yang bisa dilakukannya di kampung halaman. Berbekal usaha kuliner yang pernah dijalani sebelumnya, Septian ingin merintis usaha kuliner, namun yang berbeda dengan yang sudah ada.

ADVERTISEMENT

"Dulu saya pernah jualan bakmi tapi gak bikin sendiri. Tapi kali ini ingin yang beda biar seru. Karena saya gak ada modal untuk sewa tempat jualan, saya jualan online. Makanya harus menampilkan dan menawarkan sesuatu yang beda. Akhirnya nemu mie tapi organik," ulasnya.

Baca Juga: 5 Chef yang Banting Setir Jualan Kaki Lima, Menunya Pangsit hingga Soto

Di PHK, Pria Ini Banting Stir Jualan Mie OrganikDi PHK, Pria Ini Banting Stir Jualan Mie Organik Foto: dok. detikFood / Erliana Riady

Disebut mie organik, Septian mengaku menyesuaikan dengan gaya hidup masyarakat di tengah pandemi COVID-19 yang bergeser ke makanan sehat. Dia mengolah mie sendiri dikombinasi dengan sayur sawi. Selain menghasilkan warna hijau segar pada tampilan mie, rasa yang dihasilkan mie sawi ini juga tidak seperti mie pada umumnya.

"Jadi mienya berwarna hijau. Kesan penampilan yang menyegarkan. Tekstur mie juga lebih kenyal dan rasanya berbeda dibandingkan mie-mie tanpa campuran sayur sawi," imbuhnya.

Di PHK, Pria Ini Banting Stir Jualan Mie OrganikDi PHK, Pria Ini Banting Stir Jualan Mie Organik Foto: dok. detikFood / Erliana Riady

Septian dan istrinya biasa memproduksi mie sawi pada malam hari. Adonannya, hanya tepung dicampur telur. Kemudian diuleni dengan sayur sawi yang telah dibuat jus sampai kalis. Adonan kemudian dicetak mie dan siap dimasak esok hari ketika orderan lewat aplikasi whatsapp muncul.

"Saya sejak jam 10.00 WIB sampai sore melayani pesanan lewat whatsapp. Biasanya ramai pesanan untuk makan siang di kantor-kantor. Satu porsi mie organik saya jual Rp 10 ribu tanpa ongkir. Tapi kalau lebih dari satu kilometer, hanya saya minta minimum order 3 porsi," lanjut lulusan SMK jurusan teknik mesin ini.

Di PHK, Pria Ini Banting Stir Jualan Mie OrganikDi PHK, Pria Ini Banting Stir Jualan Mie Organik Foto: dok. detikFood / Erliana Riady

Strategi pemasaran yang diterapkan Septian, mampu menarik perhatian warganet. Karena memahami keinginan pembeli online yang kuatir harga ongkir mahal, maka dia membebaskan ongkir mie organik bikinannya. Selain itu, nama mie organik dan tampilan foto makanan yang menggoda iman, mampu membuat rasa penasaran warganet. Hingga awalnya mengobati rasa penasaran, begitu tahu rasanya jadi ketagihan.

"Toppingnya juga saya bikin beda. Ada topping rasa barbekyu dan ayam kare. Selain itu, saya juga bikin dimsum untuk teman makan mie organik. Kalau dimsum harganya Rp 10 ribu dapat 5 buah," terang Septian.

Di PHK, Pria Ini Banting Stir Jualan Mie OrganikDi PHK, Pria Ini Banting Stir Jualan Mie Organik Foto: dok. detikFood / Erliana Riady

Dari hasil berpikir kreatif ini, mie organik yang ditawarkan Septian selalu habis terjual sebelum pukul 17.00 WIB. Pemilihan bahan berkualitas ia pertahankan untuk memproduksi sekitar 3 kilogram mie. Setiap hari, 30 porsi mie organik dikirim ke berbagai pelanggan yang selalu merindukan mie organik untuk menu makan.

"Omzet sehari Rp 300 ribu. Itu saya bisa dapat untung bersih separuhnya. Saya masih akan terus berkreasi supaya pelanggan tidak jenuh dengan menu yang saya tawarkan," pungkasnya.

Baca Juga: Kena PHK Karena Corona, Pria Ganteng Ini Rela Jualan Roti Keliling




(yms/yms)

Hide Ads