Seperti tahun sebelumya, Pasar Imlek Semawis digelar di sepanjang Gang Pinggir hingga Wotgandul Timur. Rangkaian lampion merah indah menyambut para pegunjung di pintu masuk.
Ada berbagai stand yang berdiri di sana mulai dari berbagai macam kuliner, pernak-pernik imlek, bahkan layanan ramal dengan berbagai metode seperti garis tangan dan tarot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tema yang diusung kali ini adalah wayang Potehi, yaitu budaya wayang China yang masuk Indonesia ratusan tahun lalu. Tak hanya untuk tema, talkshow soal Potehi juga digelar, selain itu ada stand khusus memajang wayang Potehi serta pembuatannya.
"Wayang Potehi ini selalu diisi dengan wejangan bijak, digerakkan oleh jari-jari dalang yang terampil," kata Ketua Komunitas Pecinan Semarang Untuk Pariwisata (Kopi Semawis), Harjanto Halim dalam pembukaan Pasar Imlek Semawis, Jumat (17/1/2020) malam.
![]() |
Pagelaran wayang Potehi juga ada dan menarik minat banyak pengunjung yang datang. Tidak hanya itu tradisi khas seperti Liong dan Barongsai juga meramaikan pasar Imlek itu.
Kegiatan lainnya yaitu pengunjung bisa berfoto dengan suasana tradisional tionghoa (Cheng Ge) seperti dengan Dewa Petir, Raja Langit, Dewi Kwan Im dan sebagainya.
Pasar Imlek Semawis dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, dan sejumlah tokoh agama. Mereka juga disuguhi hidangan dalam tradisi Tuk Panjang.
![]() |
Tuk Panjang merupakan hidangan makan di meja panjang yang jika digabung sampai 200 meter. Hidangan pembukanya yaitu damame dan Kue Lobak, hidangan utamanya Sup Lobak dan Ikan Dori Nasi Kongbap. Sedangkan hidangan penutupnya Kue Keranjang Kukus Santan dan Kopi Alam.
"Inilah kekayaan kita. Acara yang sangat unik dan ditunggu-tunggu banyak orang. Kulinernya enak-enak. Tidak ada ruginya liburan ke sini," kata Ganjar.
(alg/odi)