Warga empat dusun yang ikut serta dalam tradisi bulan Sapar (bulan dalam kalender Jawa) meliputi Dukuh, Sentul, Kauman dan Miri. Adapun doa bersama dilangsungkan di Makam Ki Ageng Pangeran Dono Rojo.
Dalam acara ini setiap Kepala Keluarga dari masing-masing dusun membawa tenong. Tenong adalah wadah makanan yang berbeuntuk bundar, dari bambu dan dilengkapi tutup. Wadah ini berisi ingkung, nasi, sayuran, makanan dan jajan pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tradisi merti dusun tersebut dilangsungkan pada Hari Jumat Wage atau Jumat Legi pada bulan Sapar. Sesampainya di makam tersebut, warga duduk bersila dan memanjatkan doa bersama.
"Pagi ini warga masyarakat Dusun Dukuh, Sentul, Kauman dan Miri. Kegiatan ini dinamakan khol nyandran atau merti dusun. Yang dikirim ke leluhur, sesepuh sini yang namanya Simbah Kiai Dono Rojo dan Simbah Kiai Bungkusan yang makamnya di Dusun Miri Kerep," kata Kabul, Kepala Dusun Dukuh saat ditemui di lokasi makam, Jumat (11/10/2019).
![]() |
Warga dari masing-masing Kepala Keluarga membawa tenong berisi ingkung dan makanan komplet. Dilengkapi pula dengan makanan jajan pasar.
"Makanan setelah didoakan, di sini dibagikan. Ada yang datang ke sini minta berkah," katanya seraya menyebutkan merupakan tradisi turun temurun.
Setelah doa bersama di makam tersebut, mulai siang ini hingga malam dilangsungkan pentas wayang kulit semalam suntuk.
Sementara itu, Camat Kranggan Tri Raharjo menambahkan, bahwa acara tersebut salah satunya melestarikan budaya dengan membawa tenong. Hal ini dilakukan untuk nerawat tradisi yang ada.
![]() |
"Ini kita kembalikan back to nature, back to basic dan macam-macam dari sesepuh yang dulu, budaya yang dulu. Kita kemas sehingga ini menjadi kekayaan khanazah seni dan budaya," katanya.
Ayam ingkung yang menjadi sajian utama merupaka ayam kampung utuh yang dimasak dengan bumbu rempah lengkap. Ayam utuh ini melambangkan ucapan syukur serta keutuhan atau kebulatan tekad menuju pada Yang Maha Kuasa. Sajian ayam ini merupakan tradisi Jawa yang juga ada dalam sajian nasi tumpeng.
(odi/odi)