Kuliner Aceh memang tak perlu diragukan lagi kelezatannya. Bagi pencinta cemilan wajib banget coba cemilan manis kue karah atau keukarah. Sebagai panganan tradisional Aceh yang masih bertahan hingga kini, keukarah memiliki bentuk yang rumit, sekilas mirip dengan benang kusut dan mirip juga dengan sarang burung.
Bentuknya yang tak beraturan ini selaras dengan proses pembuatannya yang rumit. Diketahui utuh ketelitian tingkat tinggi dalam membuatnya. Rumitnya pola kue keukarah ini juga membuat tidak sembarang orang bisa membuatnya dengan baik.
Azizah adalah salah satunya. Di dalam dapur yang terlihat masih tradisional., Azizah terlihat sibuk mempersiapkan adonan tepung. Sesekali ia mengaduknya sambil mencampur dengan air. Itu dilakukannya hingga takarannya pas untuk membuat cemilan manis kue keukarah.
Meski demikian, cemilan satu ini memiliki rasa manis yang membuat siapa saja ketagihan. Campuran tepung beras, gula dan air, membuatnya renyah saat digigit.
Azizah menuturkan sebelum tsunami melanda Aceh 15 tahun silam ia sudah menggeluti usaha keukarah ini di Desa Blang Krueng, Kecamatan Baitussalam, Kabupatan Aceh Besar. Meski penghasilannya saat itu tidak begitu besar, ia mampu mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
"Kalau dulu kami masih kecil-kecilan, jadi cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja," katanya saat ditemui detikcom, .
Pascatsunami Aceh geliat usaha keukarah Azizah juga masih tetap berlanjut. Bedanya usahanya tersebut meningkat. Itu sejalan dengan prioritas pembangunan Desa Blang Krueng yang terus menggerakkan roda perekonomian warganya.
Pada tahun 2016, dana desa mengalir untuk kegiatan pelatihan manajemen usaha, dan pengadaan produk kemasan unggulan desa ini.
Azizah pin merasakan manfaat peningkatan mutu produksi keukarah berdampak pada semakin meningkatnya pendapatan. Dari usahanya ini, ia mampu mendapat keuntungan bersih rata-rata Rp 200 ribu per hari.
"Sesudah tsunami kami pinjam di pinjaman desa, lumayan lah daripada dulu itu, sekarang bisa sekolahkan (empat orang) anak, rata-rata (penghasilan) sehari bisa dapat Rp 200 ribu," sebutnya.
Kini, Azizah mampu menyediakan lapangan pekerjaan untuk empat pegawai guna memenuhi pesanan kue yang diproduksinya ini. Dalam sehari ia bisa memproduksi 50 kotak kue kuekarah. Terlebih ada pesanan datang produksinya bisa lebih dari angka tersebut.
"Ya bisa sampai 50 hingga 100 kalau ada pesanan banyak, itu dari pagi sampai siang bikinnya," kata Azizah
![]() |
"Per bulan bisa dapat Rp 3 juta juga, itu paling kurang, kemarin ada pesanan banyak itu (pendapatannya) bisa sampai Rp 5 juta per bulan," imbuhnya.
Keukarah Azizah dapat dengan mudah ditemui di kios oleh-oleh khas Aceh yang ada di Banda Aceh. Harga kue keukarah buatannya dibanderol Rp 12 ribu per kemasan kotak dengan rasa original, dan Rp 10 ribu tanpa kemasan.
Untuk mengetahui informasi lainnya dari Kemendes PDTT silahkan klik di sini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(mul/mpr)