Selain kopi Gayo dan Toraja, Papua juga memiliki biji kopi yang tak kalah enak. Budidaya kopi di wilayah Papua memang belum banyak, tapi biji kopi dogiyai mulai ditanam sejak tajun 1950-an yang dikenalkan oleh misionaris Belanda.
Baca Juga: Pencinta Kopi, Ini Kopi Papua Dogiyai yang Unik Semerbak
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ditemui dalam acara Jakarta Coffee Week 2018, Hanok mengaku hanya mampu membawa 50 kg biji kopi dogiyai ke Jakarta. Keterbatasan transportasi, dan jauhnya jarak tempuh membuatnya hanya mampu membawa sedikit biji kopi, dibandingkan petani kopi lokal dari wilayah lain yang bisa membawa 200-300 kg biji kopi.
"Selain transportasi yang sulit, kenapa kopi dogiyai ini masih jarang peredarannya. Karena kuantitas produksi memang terbatas, dibutuhkan sekitar 2-4 bulan untuk menanam biji kopi dogiyai ini. Selain masa panen yang lama, kami memang membatasi kuantitas untuk menjaga kualitas kopi," lanjut Hanok.
![]() |
Kisaran harga biji kopi dogiyai ini dimulai dari Rp. 200.000,- per kilonya, tapi harganya bisa mencapai Rp. 500.000,- jika sudah sampai ke Jakarta.
"Kopi dogiyai ini punya rasa dan kualitas terbaik, karena kami membagi proses pengolahan ke empat bagian. Yaitu proses Honey, Semi Washed, Full Washed, dan Natural Process. Sehingga kami bisa memastikan bahwa kopi arabika dogiyai merupakan kopi organik,"
![]() |
"Saya dan petani kopi lokal lainnya, merasa ini sebagai sebuah kebanggaan bisa hadir di festival kopi Indonesia untuk merepresentasikan kopi dan budaya Papua. Meski hingga kini pihak pemerintah belum memperhatikan sektor kopi lokal di Papua, tapi kami akan terus memperkenalkan kopi-kopi dari Papua," pungkas Hanok.
Baca Juga: Di Jacoweek Bisa Belanja Biji dan Cicipi Kopi Lokal Premium (dwa/odi)