Rano Karno, Cornelia Agatha dan Maudy Koesnaedi termasuk sosok-sosok artis yang suka makan gabus pucung. Meski tampilannya hitam dan kurang menarik, nyatanya mereka tetap suka.
Ditemui di Shangri-La Hotel, Rano Karno yang berperan sebagai Doel ini bahkan antusias mengatakan suka makan semua makanan Betawi.
"Doyan dong, enak itu. Sekarang agak susah nyarinya, masih ada tapi agak susah. Nggak kayak dulu yang banyak. Gabus pucung biasanya saya makan pakai nasi ulam, nasi uduk," kata Rano Karno dengan logat khas Betawinya yang ceplas-ceplos.
![]() |
Meskipun mulai susah dicari, Rano Karno merasa tak pernah kesulitan menemukan warung Betawi yang menyediakan menu gabus pucung. "Cari aja warung Betawi, hampir selalu ada. Tapi nyari warung Betawinya itu yang nggak kayak dulu. Ini maksudnya bukan nggak ada sama sekali, tapi jarang," lanjutnya.
Tak hanya Si Doel, tapi Sarah dan Zaenab, dua wanita yang dekat dengan Doel juga ternyata suka gabus pucung.
Maudy Koesnaedi punya alasan spesifik kenapa ia suka dengan masakan berwarna hitam ini. Menurutnya, kandungan protein dalam ikan gabus membuatnya mau menyantap.
![]() |
Perihal warna masakan ini yang berkuah hitam, Maudy merasa tak pernah mempermasalahkan tampilan makanan. "Selama rasanya enak, saya aman-aman saja. Saya nggak lihat bentukannya," lanjut pemeran sosok Zaenab ini.
Maudy yang mentan none Jakarta ini juga mengaku tak pernah kesulitan menemukan makanan Betawi. Ia tergabung dalam komunitas Betawi yang selalu mengadakan event lengkap dengan sajian enak khas Betawinya.
![]() |
Baca juga : Aduh Sedapnye Gabus Pucung dan Sayur Besan Asli Betawi
Lain lagi bagi Cornelia Agatha, pemeran Sarah ini bukan hanya doyan makan gabus pucung, sesekali ia bahkan memasaknya di rumah. "Saya suka semua kuliner Betawi. Kalo warung makan, langganan saya ada di Jagakarsa, duh lupa namanya tapi daerah sana masih banyak," kata Cornelia.
![]() |
Terbukti, bukan hanya bermain dalam serial legendaris Betawi saja. Ternyata secara tidak langsung artis-artis ini juga seperti memiliki darah Betawi yang seolah ingin terus melestarikan kebudayaan ini lewat makanan. (dvs/odi)