Mencicip Mie Alang Laweh dan Kopi Solok di Cabang Kedua Cikang

Mencicip Mie Alang Laweh dan Kopi Solok di Cabang Kedua Cikang

Lusiana Mustinda - detikFood
Rabu, 08 Feb 2017 17:59 WIB
Foto: Lusiana Mustinda/detikFood
Jakarta - Cikang membuka cabang terbaru. Sajian Minang Peranakan disajikan dalam bentuk katupek sayur, mie alang laweh hingga kopi Solok.

Setelah mendirikan restoran Cikang di kawasan Menteng setahun lalu, pada (08/02) Cikang meresmikan cabang terbarunya yang berlokasi di Puri Indah Mall, lantai 2, unit SF 237 A.

Tidak hanya berbicara seputar rendang, ternyata ada banyak budaya dan sejarah makanan Minang yang mungkin tidak banyak orang tahu. Adanya komunitas Arab, India, Spanyol dan China membuat ragam budaya semakin beragam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mencicip Mie Alang Laweh dan Kopi Solok di Cabang Kedua CikangFoto: Lusiana Mustinda/detikFood
Di daerah Pondok, banyak komunitas keturunan China yang telah melebur bahasa ibu mereka dalam bahasa setempat. Bahkan tak sedikit pula warga peranakan generasi terakhir yang lebih fasih menggunakan bahasa Minang. Daerah inipun dikenal sebagai Chinatown-nya kota Padang.

Mencicip Mie Alang Laweh dan Kopi Solok di Cabang Kedua CikangFoto: Lusiana Mustinda/detikFood
Memiliki tagline 'Untold Story of Padang'. Dari sinilah, nama Cikang berasal. "Sekitar tahun 70-an dulu ada saya sering diajak oleh ayah ke kedai kopi bernama Lee Chi Kwang. Karena pelafalannya agak sulit jadi kita beri nama Cikang," jelas Dr Ivan R. Sini, pemilik restoran Cikang dalam grand opening Cikang Resto di Puri Indah Mall.

Ayam bakar, sate Padang, kwetiau, mie alang laweh, katupek sayur serta selada uci jadi salah satu menu andalan Cikang.

Mencicip Mie Alang Laweh dan Kopi Solok di Cabang Kedua CikangFoto: Lusiana Mustinda/detikFood
Yang unik adalah dengan menikmati dengan pilihan Cakwee sebagai pelengkapnya. "Kalau di daerah Pondok itu, cakwee dicocol dengan bumbu sate padang karena pengaruh China," ungkap Dr. Ivan.

Berkolaborasi dengan Tanamera, Cikang juga memiliki dua macam kopi dengan banyak variasi blend coffee. Salah satunya ada kopi Padang dengan jenis biji kopi yang sama dengan yang digunakan oleh Kedai Lee Ci Kwang asli di kawasan pecinan Pondik pada masa kolonial.

Mencicip Mie Alang Laweh dan Kopi Solok di Cabang Kedua CikangFoto: Lusiana Mustinda/detikFood
"Berdiri sejak tahun 2013, Tanamera yang memulai bisnis roastery coffee juga memiliki misi untuk menyajikan kopi Indonesia berkualitas dan membawanya ke dunia Internasional," jelas Cliff dari Tanamera.

Menurutnya, Aceh Gayo, Mandailing dan Solok menjadi salah satu jenis kopi yang ditanam dari ketinggian 1.500 kaki yang kini banyak digunakan di berbagai daerah.

"Kopi Sumatera punya sensasi rasa kopi yang cenderung berempah dan earthy," tambah Cliff.

Kopi ini di roasting sesuai dengan citarasa kopi di daerah Pondok dan cocok dinikmati bersama dengan jajanan lokal seperti panekuk hingga aneka kue khas Minang.

Cabang kedua Cikang ini, diharapkan tidak hanya membawa keunikan ragam kuliner Minang peranakan dengan cerita seru dibalik setiap menunya. (lus/odi)

Hide Ads