Sudah buka 35 tahun, tempat makan nasi goreng babat di Semarang ini terkenal lezat dan selalu bikin nagih. Tak heran jadi incaran wisatawan hingga pejabat tinggi.
Selain nasi ayam, Semarang, Jawa Tengah juga punya kuliner khas berupa nasi goreng babat. Sebenarnya, racikannya tak jauh berbeda dengan nasi goreng pada umumnya.
Hanya saja, nasi goreng di sini disajikan dengan campuran babat sapi. Selain babat biasanya penjual menyediakan jeroan sapi lainnya seperti paru, limpa dan juga daging sapi.
Sejak dulu nasi goreng babat jadi ikon kuliner Semarang. Dulu dijajakan dengan gerobak keliling kampung. Wajan besi dan kayu api jadi ciri khasnya. Wajan besi dipukul-pukul ketika gerobak melintasi jalanan.
Salah satu penjual nasi goreng babat yang populer saat ini adalah Nasi Goreng Babat Hengky. Warung nasi goreng legendaris ini berlokasi di Jalan Puri Anjasmoro Blok K, Tawangsari, Semarang Barat. Banyaknya penggemar nasi goreng ini membuat warung selalu dipadati antrean pembeli.
Nasi Goreng Babat Hengky ini sudah ada sejak 1988. Kelezatannya pun terkenal karena nasi goreng di sini dimasak pakai kayu bakar. Almarhum Bondan Winarno memberi predikat 'maknyus' pada nadi goreng ini.
Pelayan di sana menjelaskan, jika dimasak pakai kompor rasanya kurang sedap. "Kalau pakai kompor kayak ada sangit-sangitnya gitu, kalau pakai kayu bakar gak, dan jadi lebih enak," tuturnya saat ditemui detikcom (07/12/23).
Proses memasak yang masih tradisional itu yang membedakan Nasi Goreng Babat Hengky dengan nasi goreng babat lainnya. Seporsi nasi goreng babat di sini dibanderol Rp 45.000.
Porsinya terbilang banyak, dengan isian babat yang royal dan potongannya besar-besar. Selain itu, juga disajikan dengan acar timun yang dikupas putih. Aroma smokey dan bumbu gongsonya berpadu sempurna.
Selain nasi goreng babat juga ada babat gongso (Rp 35.000) yang disajikan dengan nasi putih. Sebenarnya rasanya sama dengan nasi gorengnya. Hanya saja nasinya dipisah.
Bumbu gongsonya kental, berwarna merah gelap dan sedikit berminyak. Rasanya perpaduan antara gurih, sedikit manis dan sedikit pedas. Babatnya juga bersih dan empuk.
Agar lebih spesial, tersedia paru goreng. Satu porsinya dibanderol Rp 100.000 dengan porsi satu piring munjung. Cukup dimakan untuk 4 orang. Harganya relatif mahal, tetapi sepadan dengan kelezatan paru gorengnya.
Menu paru goreng ini juga yang membedakan dengan warung nasi goreng lainnya. Paru gorengnya garing dan mengembang dan selalu disajikan hangat mengepul. Kriuk renyahnya ringan dengan rasa gurih yang pas. Untuk pelengkap tersedia telur goreng dan telur dadar.
Kelezatan nasi goreng babat di sini pun menarik perhatian para wisatawan bahkan hingga pejabat tinggi yang jadi langganan di sini. Mulai dari Ganjar Pranowo, Gibran Rakabumi Raka, Kaesang Pangarep hingga Erick Thohir.
Namun, sayangnya, warung nasi goreng babat ini terkenal kerap buka-tutup sesuka hati. Hal ini pun diakui banyak orang. DetikFood sendiri sebelumnya pernah mengunjungi warung ini sebanyak 2 kali di 2 tahun berbeda, tetapi warungnya selalu tutup.
Untungnya kali ketiga kami mengunjungi warung nasi goreng ini, cukup mengantre 1 jam. Bagi kamu yang ingin datang dan tak terjebak dalam antrean, bisa bertanya terlebih dahulu ke WA 0852-2508-6676. Warungnya buka mulai dari pukul 17.00-23.00.
Simak Video "Pelari Newbie Jangan Gegabah!"
(raf/odi)