Nasi Boran Mbak Sri: Sedep Miroso! Nasi Lauk Ikan Sili Bumbu Pedas

Bukan hanya soto dan pecel lele, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur juga punya kuliner khas yang dikenal bernama nasi boran. Seperti apa enaknya?

Jarang diketahui, nasi boran merupakan salah satu kuliner khas Lamongan dan hanya ada di Lamongan saja. Nasi boran terdiri dari nasi, empuk, pletuk, krawu, bumbu khas, rempeyek dan aneka lauk-pauk.

Dibalik kelezatannya, nasi boran menyimpan cerita menarik. Mulai dari sejarah hingga wadah tempat menaruh nasinya. Karena penasaran, kami pun mengunjungi salah warung di jalan Panglima Sudirman, Lamongan.

Di sepanjang jalan Panglima Sudirman banyak penjual nasi Boran yang menjajakan dagangannya di pinggir jalan. Kami mengunjungi salah satu warung bernama Nasi Boran Mbak Sri.

1. Sejarah Nasi Boran

Nasi Boran Mbak Sri: Sedep Miroso! Nasi Lauk Ikan Sili Bumbu Pedas Foto: detikcom/Riska Fitria

Kepada detikcom (01/08) Sri Utami pemilik warung nasi boran menjelaskan tentang sejarah nasi boran. Ia mengatakan bahwa nasi boran pertama kali diciptakan oleh seseorang yang tinggal di kawasan Dusun Kaotan, Lamongan.

Ia akrab Yuk Ponah yang membuat nasi boran pada tahun 1944. Saat itu, Yuk Ponah pertama kali berjualan nasi boran di kawasan perempatan Rangge. Sejak saat itulah banyak bermunculan penjual nasi boran.

Hingga kini sekitar 80% warga Dusun Kaotan berjualan nasi boran. Kemudian pada tahun 2018, nasi boran dipatenkan sebagai kuliner khas Lamongan. Uniknya, nasi boran yang bisa ditemukan di Lamongan saja.

Ada beberapa spot di Lamongan yang menjadi pusat nasi boran. Mulai dari Jalan Panglima Sudirman, dekat Lamongan Plaza, Prapatan Rangge hingga di Dusun Kaotannya sendiri.

Baca Juga: Jatuh Bangun Djunaedi Pertahankan Warung Soto Lamongan di Tengah Pandemi

2. Apa Itu Boran?

Nasi Boran Mbak Sri: Sedep Miroso! Nasi Lauk Ikan Sili Bumbu Pedas Foto: detikcom/Riska Fitria

Kata 'boran' pada nasi boran diambil dari nama wadah tempat menaruh nasi, yakni wadah yang terbuat dari anyaman bambu. Menurut Sri Utami, memilih boran untuk menaruh nasi tak bisa sembarangan.

"Kalau beli boran itu, pasti penjualnya nanya berapa banyak nasi yang biasa ditaruh di boran. Soalnya kalo boranya terlalu besar tapi nasinya sedikit itu bisa bikin nasi cepat adem," ujar Sri Utami.

Sri Utami mengatakan kalau setiap ia hari ia selalu menghabiskan nasi sebanyak 6 kg. Biasanya penjual nasi boran ada yang berkeliling dengan cara menggendong boran dengan kain. Ada pula yang mangkal di pinggir jalan dengan payung tenda sederhana dan sambil duduk lesehan.

SriUtami sendiri mengaku sudah berjualan nasiboran selama tiga tahun. Harga yang ditawarkan untuk satuporsinya kisaran Rp 10.000 hingga Rp 20.000 tergantung dengan jenis lauk yang dipilih.