Mengulang Jejak Kelezatan Soto Mie

Mengulang Jejak Kelezatan Soto Mie

- detikFood
Rabu, 27 Mei 2009 14:08 WIB
Jakarta - Soto yang sederhana ini disajikan panas mengepul. Irisan kol yang halus dan potongan risol menutupi gundukan mi. Sementara potongan daging sapi yang sangat royal menyembul di antara kuahnya yang bening. Kucuran air jeruk limau memberi aksen asam yang lezat membelai lidah! Mau coba?

Soto mie merupakan salah satu makanan khas Jakarta yang termasuk dalam daftar favorit saya. Kalau sedang kurang mood makan nasi maka selalu soto mie jadi pilihan saya. Soto mie yang biasa saya singgahi, soto mie Theresia, di depan RS YPK, soto mie Lautze dan soto mie Wahid Hasyim. Rasa gurih, sedikit manis dan asam membuat soto mie selalu bisa menyegarkan badan dan perasaan!

Karena itulah suatu siang saat melintasi jalan Pejompongan, saya tiba-tiba membelokkan tujuan ke arah Bendungan Hilir. Bukan untuk menyambangi gado-gado bu Bambang langganan saya tetapi mampir ke warung soto mie Saroja. Ya, bayangan kuah panas hangat dan sedikit pedas menguasi pikiran saya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warung soto mie ini kecil, hanya diisi 3 meja sederhana plus gerobak. Letaknya di depan SD Bendungan Hilir di jalan Danau Toba. Kalau tak salah ingat sudah ada sejak tahuan 70 an. Tenda yang sudah kusam menjadi atap warung tempel mungil yang mulai disesaki pengunjung. Di warung ini selain soto mie bisa dipesan soto daging, mi bakso dan soto mie dengan bakso. Bakso menjadi pelengkap menu karena awalnya dulu warung ini hanya menjual bakso saja.

Tak menunggu lama, semangkuk soto mie panas mengepul disajikan di depan saya. Sedikit kucuran kecap manis dan air jeruk limau yang harumpun saya tambahkan. Beberapa kali adukan, langsung sesendok kuah kaldu panas pun saya hirup. Hmmm…rasa gurih kaldu tanpa jejak lemak berlebihan pun terasa sangat kuat melekat di lidah. Ada semburat bawang, sedikit manis dan sedikit asam.

Risol berisi bihun yang menjadi ciri khas sajian Betawi ini mulai lembek terendam kuah panas. Justru rasa lembek sedikit renyah membuat soto terasa makin mantap. Isian yang berupa irisan halus daun kol, irisan kentang dan tomat serta daun bawang menjadi pelengkap soto mie ini.

Yang paling menonjol justru potongan daging sapinya yang bersih tak terlalu berlemak. Jumlah potongan dagingnya cukup royal sehingga menyesaki mangkuk. Demikian juga kuahnya yang tidak berlebihan lemaknya. Di warung ini tidak disediakan kikil seperti di warung soto mie lainnya. Dagingnya benar-benar empuk, lembut dan mudah dikunyah. Saya duga daging tetelan sapi ini berasal dari bagian paha atas atau has luar yang memang terkenal empuk.

Secara histori kuliner, soto mie merupakan salah satu wujud inkulturasi budaya Cina dalam kuliner Betawi. Kontak dengan pedagang Cina di masa lampau di kawasan Sunda Kelapa telah membawa banyak bahan makanan Cina, seperti mi, bihun dan bakso. Karena itu pula risoles atau risol pelengkap soto mi ini juga berisi bihun.

Perlahan-lahan mangkuk soto mie yang awalnya meluber karena isi dan kuahnya melimpah sudah mulai susut. Rasa pedaspun mulai menguasai lidah dan butiran halus keringat sudah memenuhi dahi hidung hingga leher. Ternyata, semangkuk soto mie dengan porsi royal ini cukup mengenyangkan untuk makan siang.

Tubuh segar dan perasaan ringanpun terasa makin lengkap saat membayar seporsi soto mie. Harga per mangkuknya Rp. 17.000,00 (naik Rp. 3.000 dari saat terakhir saya mampir ke warung ini). Harga yang sebanding dengan kelezatan dan kesegaran yang ditawarkan!   

Soto Mie 'Saroja'
Jalan Danau Toba (Depan SD Bendungan Hilir)
Bendungan Hilir
Jakarta


(eka/Odi)

Hide Ads