Soto mie merupakan salah satu makanan khas Jakarta yang termasuk dalam daftar favorit saya. Kalau sedang kurang mood makan nasi maka selalu soto mie jadi pilihan saya. Soto mie yang biasa saya singgahi, soto mie Theresia, di depan RS YPK, soto mie Lautze dan soto mie Wahid Hasyim. Rasa gurih, sedikit manis dan asam membuat soto mie selalu bisa menyegarkan badan dan perasaan!
Karena itulah suatu siang saat melintasi jalan Pejompongan, saya tiba-tiba membelokkan tujuan ke arah Bendungan Hilir. Bukan untuk menyambangi gado-gado bu Bambang langganan saya tetapi mampir ke warung soto mie Saroja. Ya, bayangan kuah panas hangat dan sedikit pedas menguasi pikiran saya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak menunggu lama, semangkuk soto mie panas mengepul disajikan di depan saya. Sedikit kucuran kecap manis dan air jeruk limau yang harumpun saya tambahkan. Beberapa kali adukan, langsung sesendok kuah kaldu panas pun saya hirup. Hmmm…rasa gurih kaldu tanpa jejak lemak berlebihan pun terasa sangat kuat melekat di lidah. Ada semburat bawang, sedikit manis dan sedikit asam.
Risol berisi bihun yang menjadi ciri khas sajian Betawi ini mulai lembek terendam kuah panas. Justru rasa lembek sedikit renyah membuat soto terasa makin mantap. Isian yang berupa irisan halus daun kol, irisan kentang dan tomat serta daun bawang menjadi pelengkap soto mie ini.
Yang paling menonjol justru potongan daging sapinya yang bersih tak terlalu berlemak. Jumlah potongan dagingnya cukup royal sehingga menyesaki mangkuk. Demikian juga kuahnya yang tidak berlebihan lemaknya. Di warung ini tidak disediakan kikil seperti di warung soto mie lainnya. Dagingnya benar-benar empuk, lembut dan mudah dikunyah. Saya duga daging tetelan sapi ini berasal dari bagian paha atas atau has luar yang memang terkenal empuk.
Secara histori kuliner, soto mie merupakan salah satu wujud inkulturasi budaya Cina dalam kuliner Betawi. Kontak dengan pedagang Cina di masa lampau di kawasan Sunda Kelapa telah membawa banyak bahan makanan Cina, seperti mi, bihun dan bakso. Karena itu pula risoles atau risol pelengkap soto mi ini juga berisi bihun.
Perlahan-lahan mangkuk soto mie yang awalnya meluber karena isi dan kuahnya melimpah sudah mulai susut. Rasa pedaspun mulai menguasai lidah dan butiran halus keringat sudah memenuhi dahi hidung hingga leher. Ternyata, semangkuk soto mie dengan porsi royal ini cukup mengenyangkan untuk makan siang.
Tubuh segar dan perasaan ringanpun terasa makin lengkap saat membayar seporsi soto mie. Harga per mangkuknya Rp. 17.000,00 (naik Rp. 3.000 dari saat terakhir saya mampir ke warung ini). Harga yang sebanding dengan kelezatan dan kesegaran yang ditawarkan!
Soto Mie 'Saroja'
Jalan Danau Toba (Depan SD Bendungan Hilir)
Bendungan Hilir
Jakarta
(eka/Odi)