'Sopo Ngiro' Oishii Desu!

'Sopo Ngiro' Oishii Desu!

- detikFood
Selasa, 16 Sep 2008 11:00 WIB
Jakarta - Ingin mencoba makanan Jepang kaki lima seperti yang ada di film 'Tokyo Love Story'? Hmm..tempat yang satu ini mungkin bisa mengingatkan Anda dengan kisah cinta Kanji dan Rika yang pernah top di tahun 90an. Mau Yakimeshi, Wafuyaki, atau Yakiniku? Semuanya ada di sini!

Kemarin malam gara-gara mendengar lagu soundtrack 'Tokyo Love Story' saya jadi ingin menikmati makanan Jepang untuk berbuka. Hmm.. tiba-tiba saya teringat adegan Kanji dan Rika yang selalu kompak saat bersama termasuk menikmati makan malam di warung kaki lima.

Saya dan beberapa teman memutuskan untuk mencari jejak makanan Jepang yang ada di seputaran Cikini. Pada masa booming makanan Jepang sekitar tahun 90 an banyak warung tenda yang menyajikan makanan khas Jepang tetapi satu per satu tutup. Kami yakin warung Jepang yang kami tuju masih buka hingga hari ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Benar juga, tak lama menyusuri Jalan Cikini, tepat di depan gedung pertemuan King, kami menemukan warung Jepang 'Sopo Ngiro'. Warung tenda ini ada persis di sebelah bakmi Roxy, di depan kantor pos. Tampilan 'Sopo Ngiro’ tak terlalu mencolok dan tak beda jauh dengan warung tenda biasa.

‘Sopo Ngiro’ merupakan warung tenda dengan menu Jepang yang cukup bertahan lama. Namanya juga memakai nama plesetan bahasa Jawa yang terdengar mirip dengan bahasa Jepang seperti banyak dilakukan orang pada masa 90 an. Sopo Ngiro bahasa Jawa yang artinya ‘siapa sangka’.

Karena waktu berbuka sudah lewat, warung tidak terlalu penuh. Pelayannya langsung menyambut kami dengan daftar menu. Wah, lumayan lengkap juga. Ada Wafuyaki, Yakimeshi, Tempura, Steamed Rice, Chicken Katsu, Chicken Wafuyaki, Beef Yakiniku, dan Chicken Yakiniku. Hampir semua makanan Jepang populer, ada di menu!

Kamipun memutuskan untuk menikmati Beef Wafuyaki yang menjadi andalan warung ini, seporsi Yakimeshi dan Tempura. Karena tak ada ocha (teh hijau Jepang) maka kami memilih es teh biasa sebagai pelengkap.

Seperti layaknya resto Jepang, ternyata sang pemilik sekaligus koki baru meracik makanan saat dipesan. Dapurnya ada di bagian ujung warung tenda, hanya disekat dengan sepotong papan saja. Tentu saja aroma wangi bawang putih, berbaur dengan aroma gurih daging yang sedang dimasak makin membuat perut kami tergelitik.

Sayapun mencoba mengintip kesibukan ‘dapur’ saat mereka menumis daging Wafuyaki. "Untuk menu daging sapi, kita sih pakai daging has dalam sapi supaya empuk dan enak," demikian ujar si penjual sambil mengiris daging sapi.

Saat menumis daging, sang koki bagai koki resto Jepang, berakrobat dengan gerakan gesit. Daging yang ada di dalam wajan diputar dan dilempar ke udara. Suara mendesis menebarkan aroma wangi…Api pun menyambar sampai keluar dari wajannya. Walah..saya sampai kaget dibuatnya. Untung saja saya tak tersambar jilatan api!

Dalam hitungan menit, Beef Wafuyaki pesanan kami pun sudah tersaji. Tampilannya sangat sederhana, tumisan tauge, wortel, ditaruh dibagian tengah, daging yang telah ditumis tadi ditaruh di pinggir, bersamaan dengan salad yang berupa irisan timun, kol , tomat dan sedikit mayones. Isinya tak jauh beda dengan Wafuyaki restoran.

Suapan pertama yang masuk ke mulut adalah tauge tumis. Wah, sangat mengejutkan! Taugenya tetap ‘krenyes-krenyes’, saus shoyunya tak terlalu berlimpah. Pas banget rasa gurih dan sedikit manis. Ditumis dengan timing dan suhu yang pas! Irisan daging sapinya memang terlihat lebih sedikit (ini gara-gara harga daging sapi yang terus naik) tetapi rasanya empuk, mudah dikunyah dengan bumbu yang menebar aroma bawang putih, bawang Bombay dan shoyu yang wangi menusuk hidung. Racikan salad dengan sedikit mayones memberi aksen gurih yang enak dan cocok dengan gurih daging sapi.

Setelah menuntaskan Wafuyaki, Yakimeshi alias nasi goreng ala Jepangpun yang mengepul panas langsung kami lahap. Nasi Goreng Jepang ini pun hadir dengan tampilan sederhana. Warnanya sedikit kecoklatan menandakan tidak terlalu banyak menggunakan kecap. Isinya pun cukup komplet, mulai dari daging ayam, telur, dan juga sayuran seperti wortel dan kol yang diiris halus. Pelengkapnya di diberikan irisan timun dan tomat.

Rasa Yakimeshi sangat pas di lidah,tidak terlalu gurih tapi juga tidak manis dan dimasak sampai hampir kering. Yakimeshi ini juga tidak meninggalkan jejak berminyak seperti kebanyakan nasi goreng pinggir Yang membedakan dengan Yakimeshi buatan resto hanya kualitas nasinya saja. Meskipun agak melambat, akhirnya nasi goreng yang gurih enak inipun tak bersisa.

Tempura, tepatnya Ebi Tempura disajikan terakhir, di taruh di piring kecil plus saus shoyu dalam mangkuk aluminium kecil. Tampilan tempura ini memang beda jauh dengan tempura buatan resto. Tak ada gumpalan adonan yang keriting mengeliling udang tetapi tampilan adonannya pipih melebar. Wah, jadi mirip rempeyek udang!

Saat saya gigit ternyata adonan tepung tempuranya renyah dan gurih. Hanya saja udangnya terlalu kecil. Jadi setelah hampir sampai di ujung barulah tergigit daging udang yang kenyal gurih. Sausnya juga tak terlalu mengecewakan meskipun tanpa lobak dan jahe parut. Kriuk-kriuk..tempura pun berpindah ke perut kami!

Harga yang harus kami bayarpun tak terlalu mahal. Cocok buat kantong kami yang sudah mulai menipis. Untuk seporsi Yakimeshi harga yang kami bayar adalah Rp 9.000,00 , untuk seporsi Beef Wafuyaki Rp 15.500,00 dan untuk Tempura Rp 13.500,00. Hmmm.. benar-benar sopo ngiro oishii desu!

Sopo Ngiro Japanese Food
Cak Ruslan
Jl.Cikini Raya 55

Telp 021-7290004
Buka Jam 18.00 - 24.00 WIB
(eka/Odi)

Hide Ads