Perkembangan anak tentu sangat diperhatikan oleh orang tua supaya terhindar dari berbagai penyakit termasuk obesitas. Dari pola tidur hingga memilih makanan dan minuman yang baik dikonsumsi si kecil.
Perlu disadari bahwa risiko obesitas pada anak menjadi semakin tinggi karena meningkatnya akses pada makanan cepat saji maupun makanan bernutrisi buruk. Makanan pun punya peranan penting dalam membuat seorang anak obesitas.
![]() |
Obesitas sendiri merupakan kondisi di mana ada penumpukan lemak tubuh yang berlebihan hingga menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Kondisi kronis yang meskipun dapat diobati sendiri ini mungkin sulit diatasi jika kebiasaan makan anak sudah dibentuk dengan cara mengonsumsi lebih banyak kalori.
Inilah sebabnya mengapa para ahli kesehatan menekankan perlunya menanamkan kebiasaan makan sehat sejak kecil. Obesitas dikatakan mencapai status tinggi di seluruh dunia, karena semakin banyak yang mengonsumsi makanan cepat saji dan makanan kemasan lainnya.
Dilansir dari NDTV Food (22/7), sebuah studi baru telah membahas masalah kebiasaan ngemil yang tidak sehat pada anak-anak. Mereka mengatakan bahwa memberi si kecil porsi makanan lebih besar dan variasi makanan ringan dapat membuat mereka makan lebih banyak dan menyebabkan berat badan lebih cepat naik.
![]() |
Baca Juga: Kreasi Bekal Lucu Ini Bisa Jadi Ide Untuk Bekal Sekolah
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Obesity ini mengatakan bahwa semua tergantung dengan ukuran piring. Orang tua harus fokus untuk memberi mereka jumlah yang lebih sedikit terutama makanan junk food.
Peneliti menemukan ukuran wadah atau tampilan camilan tidak mempengaruhi porsi camilan si kecil. Yang mempengaruhi adalah variasi dan jumlah camilan yang tersedia untuk mereka.
Peneliti menyarankan baik anak-anak maupun orang dewasa sebaiknya mengonsumsi makanan padat energi atau tinggi kalori sesekali. Namun perlu ditekankan, makanan itu tidak perlu jadi makanan keseharian mereka.
![]() |
Untuk penelitian tersebut, para peneliti mengamati kesehatan 1880 anak usia 11 dan 12 tahun, serta orang tua mereka. Disana mereka mempelajari berbagai faktor dari aktivitas hingga tidur si kecil. Para peserta diminta untuk makan camilan saat istirahat selama 15 menit di Pusat Kesehatan Anak.
Para peserta, baik anak-anak dan orang tua diberi kotak makanan ringan dengan berbagai jenis makanan termasuk keju, biskuit, buah persik dan cokelat.
Mereka memberikan makanan ringan dengan ukuran piring yang berbeda serta mengubah jumlah dan isi makanan ringannya. Kemudian mencatat jumlah makanan yang tersisa, yang tidak dimakan, dan jumlah kalori yang dikonsumsi.
"Ada banyak saran ahli gizi dan pejabat kesehatan masyarakat untuk mengganti piring yang besar dengan versi yang lebih kecil untuk mendorong orang makan ke pola yang lebih sehat. Tetapi kami tidak menemukan bahwa ukuran peralatan makan berpengaruh pada jumlah makanan yang dikonsumsi," kata Jessica Kerr, pemimpin penelitian.
Berbicara tentang temuan tersebut, para peneliti menegaskan, "Anak-anak yang diberikan lebih banyak makanan ringan mengokonsumsi energi jauh lebih banyak. Dengan mengubah ukuran kotak atau piring tidak banyak berpengaruh pada apa yang mereka konsumsi."
Baca Juga: Mau Beli Camilan Buat Anak? Ini Hal Penting yang Harus Diperhatikan
Simak Video "Gurihnya Sate Saikoro dan Segarnya Es Sinar Garut"
[Gambas:Video 20detik]
(adr/odi)