Zat besi dibutuhkan tubuh untuk membentuk hemoglobin dalam sel darah merah yang bertindak sebagai alat transportasi. Sel darah merah dapat menyalurkan oksigen ke paru-paru darah dan menyalurkannya ke jaringan seperti kulit dan otot. Kemudian sel darah merah akan membawa karbon dioksida keluar dari paru-paru dengan cara dihembuskan keluar melalui organ pernafasan.
Jika tubuh tidak menyerap zat besi dengan optimal, maka akan menimbulkan gejala dengan anemia. Kondisi ini akan membuat sel darah merah tidak dapat mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menimbulkan gejala-gejala seperti kelelahan, kulit dan kuku pucat, lemah dan pusing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Eat Right (07/05/2014), ketika bayi hingga berumur enam bulan tubuhnya masih menyediakan cadangan zat besi secara alami. Namun, saat anak di atas usia enam bulan zat besi mulai berkurang sehingga perlu ditambahkan melalui makanan padat.
Dalam 100 gr daging sapi memiliki kandungan zat besi sekitar 2,6 mg dan dalam 100 gr hati ayam mengandung sekitar 15,8 mg. Dari perbandingan ini maka dapat disimpulkan bahwa hati ayam mengandung lebih tinggi zat besi.
Walaupun begitu konsumsi makanan yang beraneka ragam sangat dianjurkan untuk mencegah terjadinya defisiensi zat besi pada balita dan juga anak sekolah. Agar semakin optimal sebaiknya berikan zat besi bersamaan dengan makanan atau minuman yang mengandung vitamin C seperti mengonsumsi sayur bening bayam, hati goreng, dan jus jeruk.
(fit/odi)