"Pertama nyobain, beda banget sama dawet yang lain. Santannya kental dan dawetnya gak biasa. Lebih kenyal dan teksturnya lembut. Untuk manisnya aku senang pake sirup frambozen. Apalagi kalo ditambah topping daging durian. Mantap banget deh pokoknya," ujar Diantrisna Ardiyanto, salah satu pelanggan Dawet Kani.
Karyawan swasta warga Condongcatur, Sleman ini mengatakan selalu menyempatkan waktu datang ke Dawet Kani. Tak cukup minum di tempat, ia pun membawa pulang beberapa porsi untuk disimpan di lemari pendingin. Selain Ardiyanto, banyak pelanggan Dawet Kani lain yang juga selalu membeli lebih untuk dibawa pulang.
Rata-rata, orang yang pernah mencoba akan datang lagi. Bagi mereka, Dawet Kani sangat berbeda dibanding dawet pada umumnya. Rahasianya? Dawet Kani menggunakan santan hasil dua kali perasan saja.
Penjualan satu hari bisa menghabiskan 15 hingga 20 butir kelapa yang diperas sendiri. Paduan dawet kenyal berbahan baku tepung aren dan santan kental menghasilkan minuman dawet yang sangat lezat dan memberi efek kenyang.
![]() Foto: dok. Dawet Kani |
Nyantrik Full Time
Kisah manis Danial Ahsin, perintis Dawet Kani, bukan seperti durian runtuh. Laki-laki kelahiran Kudus 36 tahun lalu ini menghabiskan waktu tiga bulan untuk mempelajari pembuatan dawet yang baik dan benar.
Dari Juli hingga September tahun lalu, ia 'nyantrik full time', tinggal dan praktik kerja sepenuhnya di dapur sebuah kedai dawet terkenal di Pasar Kliwon, Kudus, Jawa Tengah.
"Rasa pegalnya masih terasa sampai sekarang," ujar Danial sambil memperlihatkan lengannya. Semua proses ia pelajari. Mulai membuat dawet, memeras kelapa, hingga cara melayani pelanggan.
Danial membuka kedai Dawet Kani pada 1 Oktober 2020. Saat itu ia hanya dibantu seorang temannya semasa kuliah di Ilmu Komunikasi UGM. Selama tiga bulan pertama, seluruh persiapan hingga melayani pelanggan mereka lakukan berdua saja.
Meski baru buka di tengah pandemi, perkembangan Dawet Kani cukup menjanjikan. Sekarang dengan 4 orang karyawan, penjualannya mencapai 100 hingga 150 gelas per hari.
![]() Foto: dok. Dawet Kani |
Varian dan Harga
Pelanggan Dawet Kani bisa memilih varian berdasarkan jenis pemanis dan topping. Untuk pemanis tersedia sirup gula jawa dan sirup frambozen. Untuk topping tersedia potongan nangka dan daging durian.
Harga Dawet Kani juga cukup bersahabat. Untuk varian original, pelanggan cukup membayar Rp8.000/mangkuk jika minum di tempat dan Rp9.000/gelas untuk bawa pulang. Untuk topping potongan nangka, tambahannya hanya Rp2.000 dan untuk topping daging durian tambahannya Rp8.000.
![]() Foto: dok. Dawet Kani |
Ingin Buka di Selatan
Di sela kesibukannya, Danial berusaha menyempatkan waktu bertegur sapa dengan pelanggan. Tak jarang, di tengah suasana kasual warung Dawet Kani berkembang obrolan hangat dan ringan yang lebih panjang.
Ternyata, cukup banyak pembeli datang dari jauh hanya untuk membuktikan cerita dari mulut ke mulut tentang keistimewaan Dawet Kani. Karena itu ke depan, Danial berencana mendekatkan Dawet Kani dengan lebih banyak lagi pelanggan. Dari lokasi yang sekarang di Jl. Raya Kaliurang, Gondangan, tak jauh dari Polsek Ngaglik, Sleman, Danial akan membuka cabang di kawasan selatan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk memaksimalkan penjualan dari warung yang baru semata wayang, Danial yang juga punya usaha percetakan ini menjalankan jurus promo BUY 5 GET 6 yang berlaku tanpa batas waktu. Ia juga menjalin kerja sama dengan perusahaan katering di Yogyakarta untuk menyajikan Dawet Kani di berbagai acara.
Jika kamu tertarik untuk membuktikan kelebihan Dawet Kani, sebaiknya jangan terlalu sore. Bisa-bisa kehabisan! Penulis menyaksikan sendiri raut kecewa orang-orang yang tak kesampaian menikmati Dawet Kani karena baru datang di atas jam 3.
(Tagsite/Dawet Kani)