Tidak hanya bakmi, di Pasar Baru juga ada kedai bakso ala Singapura yang punya pilihan menarik. Kelezatannya tidak perlu diragukan karena sudah terkenal sejak 1998!
Banyak kuliner menarik yang bisa ditemui di kawasan Pasar Baru Jakarta dan sekitarnya. Pilihannya beragam, mulai dari kuliner tradisional hingga kuliner kekinian.
Sejumlah kuliner di Pasar Baru juga ada yang kelezatannya terkenal sejak dulu. Salah satunya kedai bakso di dalam Pasar Atom Pasar Baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pondok Bakso Loncat merupakan salah satu kedai bakso legendaris di Pasar Baru, yang sudah mulai berjualan sejak tahun 1998.
Menu yang ditawarkan di kedai ini sangat menarik, karena bukan seperti bakso khas Indonesia yang semangkuknya hanya terdiri dari bakso, mie, bihun, dan tahu.
Namun, di sini mereka menawarkan bakso yong tau fu ala Singapura. Semangkuknya bisa dilengkapi dengan berbagai jenis bakso dan topping pelengkap lainnya.
Sistem pemesanannya juga prasmanan, sehingga pengunjung bisa mengambil berbagai macam bakso sesuai selera.
DetikFood menyambangi Pondok Bakso Loncat untuk mencicipi bakso di sini sekaligus merasakan sensasinya. Kami juga sempat berbincang dengan pemilik kedai yang saat ini sudah masuk ke generasi ke-3.
1. Berjualan sejak 1998
![]() |
Meskipun makanan yang ditawarkan tampak seperti bakso kekinian, tetapi Pondok Bakso Loncat termasuk ke dalam kuliner legendaris di Pasar Baru.
Sebenarnya mereka sudah mulai berjualan sejak tahun 1996, tetapi dulunya bukan jualan bakso seperti ini.
Menurut pemilik, Christianto, mereka mengawali bisnis kulinernya dengan jualan nasi rames. Barulah tahun 1998, mulai menawarkan hidangan bakso yong tau fu, tetapi memang pilihannya belum banyak seperti saat ini.
Sejak awal beroperasi sampai sekarang Pondok Bakso Loncat pun masih ramai dipadati pengunjung. Bahkan, tidak sedikit pelanggan setia datang dan makan di tempat ini.
DetikFood bertemu pelanggan bernama ibu Ria dari Bogor yang rupanya sudah menjadi pelanggan setia sejak lama. Kebetulan saat itu ia sedang berada di Jakarta, sehingga sekaligus mampir ke kedai bakso favorit di Pasar Baru.
"Waktu gadis kan tinggal di Jakarta, jadi bakso ini memang sudah langganan," jelasnya,
Menurut Ria, bakso di tempat ini punya rasa konsisten sejak dulu, Ria juga sangat menyarankan untuk mencoba bakso ikan dan tahu isi disini karena menurutnya sangat lezat.
"Rasanya sama sejak dulu, dan kalau ke sini wajib coba bakso ikan dan tahu isi," ujar Ria.
2. Ada lebih dari 20 jenis bakso
![]() |
Berbeda dari bakso tradisional pada umumnya, di tempat ini pengunjung bisa mencoba bakso yong tau fu ala Singapura.
"Kami memang menawarkan semacam bakso Singapura lah. Jadi orang pilih mau apa aja, nanti kita rebusin, kita kasih sayur, dan bumbu," jelas Christianto
![]() |
Terdapat 20 lebih jenis bakso yang bisa dipilih sesuai selera. Pilihannya mulai dari bakso urat, bakso biasa, bakso gepeng, otak-otak singapura, crab stick, bahkan, topping premium seperti teripang juga tersedia disini.
Beberapa pilihan bakso di kedai ini juga diproduksi sendiri, sehingga kualitasnya selalu terjaga.
Penasaran dengan rasa bakso yong tau fu di sini? bisa dibaca pada halaman selanjutnya!
3. Kenikmatan kaldu tulang ayam kampung
![]() |
Ketika detikfood sampai sekitar 11.30 WIB, Pondok Bakso Loncat sudah ramai dipadati pengunjung.
Kami mencicipi bakso andalan mereka, seperti bakso ikan dan tahu isi. Usai memilih, pegawai bertanya apakah baksonya mau dilengkapi dengan mie, bihun, atau nasi.
Setelah itu kami diarahkan ke meja yang kosong untuk menunggu sampai bakso selesai direbus. Nantinya ketika sudah siap, akan langsung diantar ke meja.
DetikFood memesan dua mangkuk bakso dengan isian yang berbeda. Mie pelengkapnya juga berbeda, satu mangkuk dilengkapi kwetiau dan satu lagi mie kuning.
Kurang lebih 15 menit bakso akhirnya disajikan ke meja. Karena isian yang kami pilih cukup banyak, sehingga mangkuknya pun terlihat sangat penuh.
Namun, tampak menggiurkan karena ada tambahan sayuran sawi hijau dan sawi putih juga yang membuat tampilan mangkuk ini menjadi segar.
Untuk mangkuk pertama, diisi kwetiau (Rp 10.000), bakso urat (Rp 12.000), bakso gepeng (Rp 9.000), bakso ikan (Rp 12.000), otak-otak ikan (Rp 12.000), kepiting cangkang (Rp 10.000), dan tahu isi (Rp 12.000).
![]() |
Mangkuk kedua kurang lebih isiannya serupa, tetapi kami memilih dilengkapi dengan mie kuning (Rp 15.000), ada juga udang gulung (Rp 12.000), otak-otak udang (Rp 12.000), dan empia (Rp 12.000).
Dari tampilannya sudah sangat berbeda dengan bakso sapi tradisional. Begitu juga dengan kuahnya. Bakso pada umumnya punya kuah kaldu sapi yang berminyak, tetapi kuah bakso di sini sangat bening.
Meskipun terlihat bening, tetapi saat diseruput, rasanya tidak hambar. Kuahnya gurih dengan rasa kaldu dan sentuhan bawang putih yang ringan.
Menurut Christianto, kuah yang mereka pakai terbuat dari tulang ayam kampung. Mereka meraciknya dengan bumbu tambahan lainnya.
Tanpa perlu ditambah sambal atau racikan lain, kuahnya juga sudah punya rasa yang enak dan pas. Namun, kalau mau agak pedas, kami sarankan tambah acar cabe ijo.
Bakso uratnya punya ukuran yang tidak begtu besar, dengan urat yang masih halus. Bakso gepeng dan bakso biasanya pun punya tekstur garing tetapi masih kenyal.
Bakso ikannya tidak boleh dilewatkan karena tekstur awalnya sedikit garing tetapi saat dikunyah, berubah menjadi sangat kenyal. Tahu isinya juga kenyal dengan isian yang padat. Beberapa otak-otak dan bakso lainnya juga punya rasa yang enak, tidak amis, dan segar.
4. Mie ayam jamur tak kalah enak
![]() |
Selain bakso, Pondok Bakso Loncat juga punya menu makanan lain, seperti mie ayam jamur, nasi goreng, capcay, sapo tahu, ikan kakap, ikan bawal, dan masih banyak lagi.
Kami tertarik memesan mie ayam jamurnya yang juga jadi favorit di sini. Semangkuk mie ayam (Rp 35.000), dilengkapi dengan topping ayam, jamur, pangsit, dan kuah kaldu secara terpisah.
Porsi mienya cukup besar dengan bentuk mie yang agak keriting dan pipih. Soal rasa, ternyata gurih sedap yang diimbangi dengan sedikit sekali sentuhan manis. Ayamnya juga dimasak dengan bumbu kecap tetapi rasa manisnya sangat ringan, tidak begitu dominan.
Jamur yang mereka pakai pun berbeda, karena menggunakan jamur shitake yang dipotong menjadi kecil-kecil. Rasa dan aroma jamur shitake yang khas memberi sentuhan rasa baru pada mie ayam tersebut.
Dimakan begitu saja mie ayamnya sudah sedap dengan perpaduan rasa yang pas. Namun, jika kamu ingin lebih gurih dan tekstur mie yang agak basah, bisa ditambah kuah kaldunya.
Simak Video "Menikmati Bakmi dengan Aneka Topping di Pondok Bakso Loncat"
[Gambas:Video 20detik]
(aqr/adr)
d’foodspot Review
Ulasan lengkap rekomendasitempat makan untukmu