Letaknya tersembunyi di dalam tempat parkir bis dan mobil. Rumah makan soto Betawi ini sudah eksis sejak tahun 1952 di Cawang.
Tak sulit mencari tempat makan soto yang enak di sekitar Jakarta. Namun bagi penggemar soto Betawi, mungkin masih jarang yang tahu bahwa di sekitar Cawang, Jakarta Timur ada tempat makan soto Betawi yang enak.
Namanya Soto Cawang, lokasinya memang berada di Jalan Mayor Jendral Sutoyo. Hanya saja warung makan soto ini letaknya berada di dalam area parkir mobil dan bis di samping Universitas Kristen Indonesia (UKI).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tempatnya yang tersembunyi, tapi untuk kualitas rasa sudah tidak perlu diragukan lagi. Selama puluhan tahun resep soto Betawi di sini tak pernah berubah, bahkan metode masaknya pun masih menggunakan kayu bakar tradisional.
Berikut pilihan menu hingga cita rasa soto Betawi legendaris di Soto Cawang.
Baca Juga: H. Husein : Rela Antre Demi Nikmati Semangkuk Soto Betawi yang Gurih Mantap
1. Sudah Eksis Sejak 68 Tahun Lalu
![]() |
Masih mempertahankan konsep warung makan yang sederhana, Soto Cawang ternyata sudah ada sejak tahun 1952. Menurut Dedi salah satu pemilik Soto Cawang, dulu sang kakek, Pak Haji Suhana berjualan di tempat yang sekarang gedung BNN berdiri.
"Meski jualannya soto Betawi, tapi sebenarnya keluarga kami itu asalnya dari Bogor. Tapi karena memang dari dulu kakek sudah merantau ke Jakarta, jadi kakek buka usaha soto Betawi di tahun 1952," jelas Dedi ke detikFood (22/01).
Kemudian di tahun 1991, Soto Cawang ini pindah ke tempat sekarang, yaitu di dalam parkiran mobil dan bis.
"Walau masuk ke dalam parkiran. Tapi yang namanya pelanggan setia pasti tetap mampir ke sini. Bahkan ada yang cari-cari sampai 8 tahun, baru tahu kalau kita pindah ke sini," kenang Dedi.
2. Ludes Terjual Dalam Hitungan Jam
![]() |
Buka dari jam 8 pagi, Soto Cawang selalu jadi incaran para pelanggan setianya. Menu yang ditawarkan juga cukup lengkap, bisa pesan soto Betawi dengan isian daging sapi, paru, babat, kikil hingga tulang muda.
"Kalau mau lengkap, bisa datang sebelum jam makan siang. Soalnya datang di atas jam 12 siang pasti sudah banyak yang habis. Orang paling ramai ke sini untuk makan siang," lanjut Dedi, yang merupakan generasi ketiga penerus Soto Cawang ini.
Untuk menu andalannya, ada soto Betawi Daging dan soto Betawi paru. Pilihan parunya, bisa pilih paru basah atau paru kering yang renyah.
3. Cita Rasa Soto Betawi Lezat
![]() |
Di sini soto Betawi daging disajikan dengan piring cekung bukan mangkok. Meski begitu isian daging dan kuahnya tetap melimpah. Satu porsi soto Betawi, diisi dengan potongan daging sapi yang cukup besar dan banyak.
Kemudian ditambah dengan irisan tomat, dan untuk kentangnya diganti dengan bola kentang seperti perkedel kentang yang garing. Lengkap dengan emping yang tak pelit.
"Soto Betawi ini pakai gagrak kuah santan putih ya. Jadi tidak pakai susu, warna kuahnya juga tidak merah. Ciri khasnya, kuah sotonya itu harum karena dimasak menggunakan kayu bakar tradisional," lanjut Dedi.
![]() |
Benar saja, ketika soto Betawi disajikan, aroma harum dari kuah santan berpadu dengan potongan daging sapi yang empuk. Agar lebih enak, jangan lupa tambahkan bawang goreng dan perasan jeruk nipis.
Aroma harum dari rempah yang digunakan seperti lengkuas hingga daun salam masih tercium. Tekstur daging sapi juga empuk dan tanpa lemak, jadi tidak bikin enek.
Untuk satu porsi soto Betawi harganya Rp 45.000. Porsinya yang besar dan dagingnya yang melimpah dijamin mengenyangkan.
4. Soto Betawi Paru yang Enak
![]() |
"Selain masaknya masih pakai kayu bakar. Kita juga membuat semua bumbunya itu sendiri. Seperti cabe, lengkuas, hingga ketumbar itu kita giling sendiri. Jadi rasa soto Betawinya ini tetap terjamin," lanjut Dedi.
Bagi penggemar daging paru, wajib pesan Soto Betawi Paru. Dedi merekomendasikan paru basah, atau paru rebus yang teksturnya lebih kenyal. Potongannya juga tidak pelit, dan tidak ada aroma amis dari paru sama sekali.
![]() |
Saat disiram dengan kuah soto yang mengepul panas, tekstur daging paru semakin empuk. Apalagi jika disantap dengan perkedel kentangnya yang renyah di luar, namun lembut di dalam.
Kalau suka pedas, bisa tambahkan sambal cabe merah yang sedikit cair. Tapi sengatan rasa pedas dari sambal dan kuah soto yang gurih, membuat rasa soto Betawi di sini semakin enak. Kalau kuahnya kurang, boleh nambah kuah lagi lho.
5. Tetap Eksis di Tengah Pandemi
![]() |
Sempat tutup selama tiga bulan saat pandemi. Dedi mengaku bahwa kini sudah banyak pelanggannya yang kembali datang. Karena konsepnya tradisional, Soto Cawang ini belum tersedia untuk layanan pesan antar via aplikasi online.
"Dulu sebelum pandemi, kita bisa menghabiskan kuah soto itu sampai 24 liter lah dalam sehari. Sekarang kita kurangi jadi sekitar 16 liter. Untuk daging, kikil, hingga tulang itu kita sekarang habiskan sekitar 20 kg dalam sehari," lanjutnya.
![]() |
"Untuk harga belum berubah dari empat tahun yang lalu. Masih Rp 45.000 seporsinya. Karena kita kalau mau menaikkan juga tidak enak sama pelanggan," pungkas Dedi, yang kini mengelola Soto Cawang dengan kelima saudara lainnya.
Nah, bagi yang mau makan Soto Cawang pastikan datang di bawah jam 12 siang. Agar menu pilihan dagingnya masih lengkap. Soto Cawang buka setiap hari dari jam 8 pagi hingga jam 7 malam, bisa tutup lebih cepat jika sudah habis.
Baca Juga: Soto Betawi Tulen: Gurih Harum Soto Legendaris Racikan H. Suwandi di Depok
Soto Cawang
Jl. Mayor Jendral Sutoyo No.3.
Di dalam parkiran Mobil dan Bus (Samping UKI).
Telp: (021) 8002130