Perjalanan wisata ke kota udang pastinya dilengkapi dengan jajan empal gentong. Makanan ikon kota Cirebon ini memakai kuah santan dengan isian daging sapi dan jeroannya.
Disebut empal gentong karena awalnya makanan berkuah ini dimasak dalam gentong atau panci tanah liat. Dimasak dengan api arang atau kayu kecil dan dalam waktu lama. Konon aroma bumbu yang menyatu dengan tanah liat dalam waktu lama membuat kuahnya makin sedap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memasuki kawasan desa Battembat, Tengah Tani tempat asal empal gentong, di sepanjang Jl. Ir. Juanda berderet rumah makan empal gentong. Seperti RM. Mang Darma, Krucuk, RM. Hj. Dian, Warung Empal Gentong Ibu Sarini, RM. Empal H. Apud, dan lain-lain.
Kami menyambangi RM Hj. Dian karena tertarik dengan tampilannya yang bersih dan tempat parkir yang luas. Tak salah kalau banyak pejabat, tokoh dan selebriti sering mampir ke rumah makan. Apalagi rumah makan ini sudah bersertifikat halal.
Rupanya rumah makan yang dikelola oleh H.Bastoni ini awalnya dirintis oleh Hj.Rohasih dan H. Satori, pemilik RPH Sumber Rejeki. Sisa daging kerbau dan sapi serta jeroan dari rumah pemotongan pun diolah menjadi empal gentong dan empal asem.
Semangkuk empal asem (Rp.25.000) panas mengepul disajikan dalam mangkuk sedang. Kuahnya bening kecokelatan, dengan irisan kucai dan tomat yang mengapung di permukaannya.
Tak seperti asem-asem daging yang ada genangan lemaknya, kuah empal asem ini bening bersih. Karena memakai daging has sapi yang empuk lembut. Belimbing wuluh yang dipakai sebagai bumbu memberi rasa asam sekaligus membuat dagingnya empuk.
Cukup disuap dengan nasi, sajian daging yang ringan ini pun tuntas. Tak ada potongan daging yang liat. Sementara empal gentong (Rp. 25.000) isi daging pun tak kalah istimewa.
Kuahnya kuning sedikit oranye dengan taburan bawang goreng dan irisan kucai mengapung di permukaannya. Aroma gurih santan dan bumbunya tercium sedap.
Kuah santannya mirip soto kuning. Namun, racikan empal gentong di sini memakai santan segar. Rasanya gurih sedikit manis khas santan segar.
Untuk menambah sedap empal gentong ini, perlu ditaburi cabai kering bubuk dan acar mentimun yang tersedia di meja. Beri sedikit kecap manis kalau suka.
Setelah diaduk, kuahnya terasa lebih lengkap. Gurih, sedikit pedas, sedikit manis. Buat penambah semangat, jangan lupa kerupuk kulit yang ada di stoples plastik bisa dikunyah. Atau celupkan ke dalam kuahnya agar sedikit lembek. Sedap!
Kami juga tak mau melewatkan sate kambing muda yang jadi andalan rumah makan ini. Sate kambing muda isi 10 tusuk (Rp. 30.000) disajikan dengan pelengkap sambal kacang dan irisan bawang merah dan cabai rawit hijau plus jeruk limau.
Kucuran kecap manis khas Cirebon yang manis sedang melengkapi sate ini. Tusukannya khas, 3 potong daging diselingi satu potong lemak muda. Hasilnya, daging empuk kambing muda jadi juicy dengan sedikit lapisan lemak.
Sambal kacang yang digerus kasar menjadi pelengkap pas buat sate ini. Apalagi dinikmati dengan irisan bawang merah dan cabai yang renyah pedas. Kami membilas sisa lemak di mulut dengan teh Upet tawar yang sedikit sepet wangi.
O, ya selain empal gentong daging juga ada empal kikil dan pilihan sate lainnya, ada sate sapi. Kalau mau nasi lengko dan tahu gejrot juga tersedia. Jangan lupa mampir ke sini kalau ke Cirebon!
RM Empal Gentong Hj. Dian
Jl. Raya Ir. H. Juanda No.84
Tengah Tani
Cirebon
(adr/odi)