
Jakarta - Bagi penggemar tempe, nama Sokaraja, sebuah kota kecil dekat Banyumas pastilah tak asing lagi. Di kota ini ada tempe goreng setengah matang yang tersohor dengan nama 'tempe mendoan'. Tempe dibuat khusus untuk mendoan, dibungkus daun pisang dan dipipihkan setebal 1/2 cm dan berukuran sekitar 10 x 16 cm. Adonan tepungnya terbuat dari tepung beras, tepung terigu, dan ketumbar, merica dan bawang putih yang dihaluskan. Irisan daun bawang menjadi pengharum tempe goreng ini. Tempe yang baru dibuka dari bungkusnya dicelup dalam adonan dan langsung digoreng dalam minyak panas dan banyak. Sekitar 3 menit, saat lapisan tepung sudah mulai beku, tempepun diangkat. Lapisan setengah matang inilah yang menjadi ciri khas tempe mendoan. Makannya juga praktis, panas-panas, tempe disobek dan dimakan dengan cabai rawit segar atau sambal kecap rawit.Rasa tepung setengah matang dan tempe inilah yang selalu bikin kangen. Hari itu kamipun kangen berat dengan tempe yang satu ini. Untung saja di Jakarta, ada penjual khusus tempe mendoan plus sroto Banyumas. Saat kami tiba di Rumah Makan Sroto Eling-Eling, Banyumas-Sokaraja yang berlokasi di daerah Tebet, tepatnya di Jl. Lapangan Roos sudah banyak pengunjung datang untuk makan siang. Aroma harum tempe mendoan yang sedang digoreng langsung menggelitik perut. Tempe mendoan memang selalu 'fresh from the wajan', digoreng saat akan disajikan. Kesegarannya langsung terasa saat 5 buah tempe mendoan dan 5 buah mendoan yang digoreng agak kering alias 'well done' tersaji ngepul-ngepul di meja. Mungkin karena menyalahi pakem aslinya, tempe mendoan yang digoreng kering memang renyah tapi sedikit liat tidak lembut seperti mendoan. Adonan tepungnya memang dirancang untuk dimatangkan setengah matang. Rasa gurih tepung dan tempe segar yang berpadu dengan cabai rawit yang menggigit memberi sensasi rasa yang top! Maunya lagi dan lagi!Sajian sroto tak lain tak bukan adalah soto khas Banyumas dari rumah makan ini juga terkenal. Sroto yang ditawarkan ada sroto ayam, ayam komplet (dengan jeroan) dan sroto daging. Karena kangen berat dan lapar berat kamipun memesan sroto ayam komplet plus sroto daging. Tak sampai 5 menit 2 mangkok sroto yang panas mengepulpun tersaji. Kuahnya bening dengan rasa bawang putih yang kuat plus sedikti manis. Isinya suwiran daging ayam, jeroan ayam atau daging sapi, tauge dan cincangan kacang tanah. Taugenya direbus agak 'lonyot' dan taburan daun bawang yang royal membuat tampilannya sangat menggiurkan. Apalagi ada kerupuk kanji merah yang diremas kasar, ditaburkan di atas sroto. Rasanya? Semburat rasa manis memang jadi ciri khas sroto ini maka sebaiknya tambahkan sambal rawit sebelum disantap. Aduk-aduk hingga sambal menyatu dengan kuah dan ayam. Krenyes-krenyes kerupuk kanji yang direndam kuah membuat sroto ini sungguh nikmat! Rasa pedas cabai di mulut memang harus dibilas dengan yang manis-manis khas Jawa. Dawet Ayu khas Sokaraja menjadi pilihan berikutnya. Dawet ayu ini dawet alias cendolnya terbuat dari tepung beras yang lembut, juruh alias sirop gula merahnya kental dengan tambahan santan dan es batu. Kalau tak doyan dawet ada juga jus kelapa yang lebih gurih. Kelapa muda, santan dan es dihaluskan hingga mirip 'smoothies'. Ada juga jus campur sari, yang merupakan kombinasi dari wortel, aple dan jeruk manis. Sebagai pelengkap menu khas Banyumas Sokaraja, rumah makan ini menyajikan sate kambing dan sate ayam.Mengenai harga, rumah makan Sroto Eling-Eling yang berkapasitas 50 orang ini, relatif murah untuk masyarakat Jakarta. Untuk 1 potong tempe mendoan Sokaraja ini harganya Rp.1.500,00, 1 porsi Sroto Istimewa Rp. 11.000,00. Segelas Dawet Ayu Rp. 4000,00. Kalau Anda eling Banyumas atau kangen masakan Jawa, sebaiknya masukkan rumah makan ini sebagai target untuk tempat makan siang hari ini.Rumah Makan Sroto Eling-ElingBanyumas-SokarajaJalan Lapangan RoosTebet, Jakarta-Selatan
(ely/)