Di kawasan Gandaria ada kedai teh hidden gem yang punya puluhan jenis teh artisan. Pelanggan yang datang bebas racik tehnya sendiri sesuai selera di sini.
Tidak hanya kedai kopi yang enak untuk bersantai, kedai teh juga tak kalah menenangkan. Di kawasan Gandaria ada sebuah kedai teh dengan lokasi hidden gem yang menarik untuk disambangi.
Suasananya yang tenang seolah membawa para pelanggan keluar dari kota Jakarta tanpa harus keluar dari Jakarta. Posisinya berada di dalam jalanan kecil, suasana tenangnya akan lebih terasa ketika memasuki malam hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedai teh ini juga memiliki puluhan jenis teh artisan dengan salah satu fasilitasnya adalah pelanggan diperbolehkan meracik tehnya sendiri. Ketika menyambangi House of Tea (17/10) detikfood mencicipi berbagai single origin tehnya yang khas hingga meracik tea blend yang kami inginkan.
Detail Informasi | |
Nama Tempat Makan | House of Tea |
Alamat | Jalan Poncol No.3B, Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan. |
No Telp | 0856-8845-911 |
Jam Operasional | Senin-Rabu, 16.00 - 21.00 WIB
ADVERTISEMENT
Kamis tutup Jumat - Minggu, 16.00 - 21.00 WIB |
Estimasi Harga | Rp 30.000 - Rp 52.000 |
Tipe Kuliner | Tea House |
Fasilitas |
|
![]() |
Tempatnya yang nyaman
Walaupun berada di pinggir Jakarta tetapi desain kedai yang unik membuat suasana seolah terasa keluar dari ibukota. Tanah lapang untuk area parkir yang luas, suara bebek, siulan burung, dan bangunan kayu bergaya joglo serasa mengajak pelanggan pergi dari Jakarta tanpa harus menempuh perjalanan jauh.
"Kami juga baru selesai renovasi. Waktu itu kan konsepnya lebih menghadirkan kebun, kalau sekarang konsepnya seperti rumah joglo. Jadi memang didominasi dengan kayu-kayu dan ukuran yang khas kayak gini," jelas barista teh wanita di sana sambil mengantar kami ke tempat duduk.
Area tempat minum tehnya berkonsep terbuka, sehingga ketika ada hembusan angin akan terasa sejuk semilir. Suasananya semakin lengkap ditambah dengan menyeruput seduhan teh hangat yang rasanya segar alami.
Konon pemilik teh ini juga seorang petani teh yang handal dalam memanen dan meracik teh. Bahan-bahan yang digunakan juga berasal dari pelaku UMKM dan tak jarang ada kelas teh yang diselenggarakan oleh House of Tea.
"Setelah renovasi memang tempatnya dibuat lebih ke area ngobrol dan bersantai. Kita juga sering ada kelas teh di sini. Bahkan kalau mau kelas teh privat juga bisa, tinggal bikin janji via DM Instagram saja," lanjut barista tersebut.
Puluhan jenis teh single origin
![]() |
Saat menyambangi meja teh barista, kami menyaksikan sendiri jejeran toples teh yang tersusun rapi. Ada belasan teh yang kami temui tersimpan rapi di dalam stoples-stoples kaca khusus yang telah diberi nama sesuai jenisnya.
"Kami kalau untuk basenya (single origin) ada 18 jenis, kalau untuk keseluruhan kira-kira ada 42 jenis kalau sedang lengkap," kata salah satu pekerjanya sambil menyeduh teh pesanan kami.
Untuk teh single origin kami memilih menikmati White Tea (Rp 52.000,-) atau teh putih untuk bersantai sambil menikmati hari. Ciri khas teh putih yang disajikan di sini rasanya lebih ringan dan lembut ketika menyentuh lidah.
Tetapi seiring dengan turunnya suhu air, rasa khas teh putihnya perlahan semakin kuat. Aroma yang lembut, rasa sepat dan tipis, hingga sentuhan creamy terasa membasuh rongga mulut ketika disesap.
Jika meminta teh disajikan dalam kondisi panas kamu akan menerima satu teko teh dan sebuah cangkir untuk menikmatinya. Oh ya, teh dalam tekonya juga bisa diisi ulang sampai 2 kali lho!
Pengalaman meracik teh dan mencicipi kudapannya ada di halaman selanjutnya.
Meracik teh dengan rempah
![]() |
Selain mencicipi teh single originnya, kami juga tertarik dengan halaman Tea Customize pada buku menunya. Ternyata jika memilih menu yang satu ini para pelanggan dipersilahkan untuk memilih satu jenis single origin teh dan beberapa rempah yang ingin dicampurkan ke dalamnya.
Setelah mencicipi teh putih yang lembut, kami memilih single origin Black Tea Special untuk mendapatkan rasa teh yang lebih tebal. Kami juga menambahkan racikan rosella, lemon, dan kayu manis pada racikan teh kami.
Untuk meracik teh ini harganya dipatok sesuai dengan harga single origin yang dipilih, teh hitam kami dibanderol Rp 39.000. Awalnya kami sempat diberi tahu bahwa perpaduan rosella dan lemon pada teh hijau dapat memberikan rasa asam yang kuat.
Setelah mencobanya rasa teh yang unik kami dapatkan dari 'teko eksperimen' kami. Rasa teh hitam yang pekat, bunga rosella yang sepat, lemon yang asam, dan kayu manis yang harum berpadu sempurna dan membuatnya lebih seimbang.
Kami tak menambahkan gula ke dalamnya tetapi menurut teh barista di sana ciri khas dari Black Tea Special yang kami pesan memang memiliki sedikit rasa manis yang alami. Tak hanya meracik teh hangat, kami juga memesan mocktail teh yang unik.
Menu bernama Butterfly Pea Carica (Rp 35.000,-) menghadirkan seduhan teh bunga telang dengan pemanis alami dan potongan buah carica atau pepaya gunung. Buah carica ini banyak tumbuh dari kawasan tinggi seperti Dieng kemudian dibawa ke Jakarta untuk diseduh bersama teh bunga telah di House of Tea.
Ciri khas rasa teh bunga telang yang manis segar terasa tipis. Saat diteguk lebih dominan rasa manis alami dari buah carica. Tekstur buahnya juga tidak keras atau lunak, melainkan kenyal dan menambahkan sensasi yang unik untuk menikmati segelas teh mocktail.
Camilan yang renyah dan hangat
![]() |
Jika hanya minum teh rasanya kurang puas bukan? Setelah beberapa kali menggeser buku menunya, kami menemukan daftar camilan yang menarik perhatian untuk dipadukan dengan teh.
Menu bernama Fried Banana (Rp 30.000,-) membuat kami ngiler hanya dengan melihat fotonya. Pisang goreng di sini menggunakan pisang tanduk yang dipipihkan dna dilapisi tepung sehingga teksturnya renyah di luar dan lembut di dalam.
Lapisan tepungnya berbeda dengan adonan tepung pada pisang goreng lainnya. Tak ada rasa atau penambahan bumbu yang kuat sehingga citarasa yang muncul sepenuhnya dari pisang tanduk setengah matang dan parutan keju yang melimpah sebagai toppingnya.
Selain itu ada juga seporsi risoles ragout ayam yang berisi empat buah (Rp 30.000,-). Tekstur kulit risolnya lembut dengan lapisan panir halus yang renyahnya nyaman di mulut.
Isian ragout ayamnya juga padat dan memenuhi seluruh rongga risoles. Menyantapnya selagi hangat membuat rasa risoles maksimal, hanya saja rasa risoles ini akan lebih lengkap jika dilengkapi dengan cabai rawit, saus, atau penambah rasa pedas lainnya.
Ingin tempat makan Anda direview oleh detikfood? Kirim email ke foodreview@detik.com.