Sushi Bar: Nikmatnya Menyantap Sushi Kaastengel dan Tempura Ice Cream yang Halal

Sushi Bar: Nikmatnya Menyantap Sushi Kaastengel dan Tempura Ice Cream yang Halal

- detikFood
Kamis, 06 Mar 2014 17:25 WIB
Foto: Detikfood
Jakarta - Sambil duduk di kursi tinggi, kita bisa langsung berinteraksi dengan sushi chef. Tinggal bilang saja kalau mau ikannya dibuat matang atau ingin isi sushi-nya dikreasikan. Tak perlu khawatir pula, karena semua menunya dijamin halal.

Banyak orang mengira sushi sudah pasti halal karena hanya berbahan seafood dan nasi. Padahal, sushi bisa jadi tak halal karena ikannya diolesi mirin yang mengandung alkohol. Atau, pada sushi goreng, minyak yang dipakai dijernihkan dengan zat karbon dari tulang babi.

Belum lama ini, Sushi Bar dinyatakan sebagai restoran khusus sushi halal pertama di Indonesia. Embel-embel 'bar' pada namanya tak merujuk pada tempat menjual minuman beralkohol, melainkan konsep kursi-kursi tinggi menghadap meja panjang yang membatasi pelanggan dengan peracik sushi.

Gerainya di fX Sudirman tak begitu luas, kapasitasnya sekitar 30 tempat duduk. Dindingnya berlapis panel kayu bertumpuk dengan elemen ruangan bernuansa merah dan hitam yang menjadi warna identitasnya. Logo Halal MUI dipajang besar-besar di depan restoran dan di buku menu.

Setelah membolak-balik buku menu, kami sulit menentukan pilihan. Menunya sangat banyak, konon mencapai 178 item! Selain sushi klasik dan fusion, adapula pasta Jepang, okonomiyaki, dan sushi burger. Bahkan, adapula sushi beku yang bisa digoreng di rumah.

Salmon Kaastengels Roll (Rp 46.000) yang ada di halaman paling depan mengundang rasa penasaran kami. Karena tak sabaran, langsung saja kami menyantapnya. Sejurus kemudian mulut kami megap-megap karena sushi ini ternyata panas.

Wajar saja, sushi yang dipotong empat ini baru keluar dari panggangan. Sebagian keju parut di atasnya tampak mengering seperti keju di permukaan kastengel, sementara sebagian lain meleleh.

Meski lidah kami terbakar, kami tak begitu menyesal karena bisa menikmati hangat lumer kejunya. Berpadu dengan daging salmon, lembut dan gurih kuat langsung terasa di mulut. Kalau mau sensasi seperti ngemil kastengel betulan, biarkan sushi-nya agak dingin. Keju parutnya terasa renyah asin!

Untuk menetralkan indra pengecap, kami mengunyah gari. Rasanya segar, ringan, sedikit asam, dan tak begitu pedas. Berbeda dengan gari yang pernah kami coba di restoran sushi lain. Ternyata, acar jahe berwarna pink pucat ini dibuat sendiri.

"Jahe-nya ditanam di Bogor dan dipanen setelah tiga bulan agar teksturnya lembut dan tidak terlalu pedas. Kami menambahkan sedikit pewarna pink agar lebih menarik. Kalau memakai bahan nonhalal, jahenya bisa langsung berwarna merah (tanpa pewarna)," jelas Executive Chef Sushi Bar, Yahya Muhajar.

Shoyu dan wasabi-nya juga dibuat sendiri untuk memastikan kehalalannya. Citarasanya mengacu pada condiment di sebuah restoran sushi populer. Wajar saja, karena sang chef pernah bekerja selama beberapa tahun di sana.

Kami menemukan oshi sushi di daftar menu. Sushi berbentuk persegi ini berasal dari Kansai, Jepang, dan menurut pengamatan kami jarang disajikan di restoran sushi di Indonesia. Nasi dan topping-nya dicetak di cetakan kayu yang disebut oshibako.

Kami mencicipi oshi unagi (Rp 40.000) yang terdiri dari delapan potong sushi. Bagian atasnya dihias dengan omelet yang diiris tipis memanjang. Dalam sekali lahap, terasa lapisan nasinya yang tipis berpadu dengan abon ikan dan nori yang gurih. Adapula semburat manis sedikit asin dari shoyu yang dioleskan ke daging belut. Sesekali terasa kriuk remah tempura.

Pilihan kami jatuh pada tempura ice cream (Rp 25.000) untuk mengakhiri acara bersantap. Unik, es krim digoreng serta digulung dan dipotong-potong seperti sushi! Tampak nori berlapis tempura 'melindungi' es krim di dalamnya yang mulai agak meleleh.

Di mulut terjadi percampuran rasa yang unik. Rasa manis dari es krim vanili dengan kacang merah, saus cokelat, dan susu kental manis berkombinasi dengan 'amis' agak asin dari nori dan tempura-nya.

Sayang, nori dan tempura-nya jadi agak alot karena terkena dingin. Kalau masih hangat dan renyah, kontras suhu dan teksturnya tentu akan membuat makanan penutup ini terasa lebih menarik.

Direktur Sushi Bar Dian K. Catur sengaja mengaplikasikan konsep bar agar pelanggan bisa melihat sendiri bahwa sushi-nya baru dibuat setelah dipesan, bukan dibuat duluan lalu disimpan di lemari seperti di restoran lain

"Kami menghindari cara seperti itu karena jika lemari sering dibuka-tutup, higienitas dan kesegarannya jadi berkurang," jelas Dian. Saat ini ia sedang mencari cara agar bisa menyajikan inari sushi (sushi tahu) dan chuka wakame (rumput laut) halal.


Sushi Bar
Kuningan City Mall lantai LG
Jakarta Selatan
Telepon: 021-30056400

fX Sudirman lantai F2
Jakarta Selatan
Telepon: 021-25554008

(fit/odi)

Hide Ads