Kalau sedang berpuasa, 'haram' hukumnya lewat di depan gerai es krim. Etalase berembun dengan aneka pilihan es krim 'menggoda iman', apalagi kalau udara sedang gerah. Sayapun berusaha menahan diri sampai bedug magrib bergema.
Sebenarnya gerai es krim yang baru saya lewati tadi sudah pernah saya datangi sebelum bulan puasa. Namanya Popbar. Berasal dari New York, Amerika Serikat, Popbar menawarkan gelato, sorbet, dan yogurt dalam stik atau bisa disebut es loli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada total sekitar 26 rasa yang bisa dipilih di Popbar. Pilihan saya jatuh pada Pistachio PopGelato dan Watermelon PopSorbetto polos. Sebenarnya ada sebagian rasa yang sudah diberi tambahan cokelat leleh dan kacang-kacangan. Namun, saya ingin berkreasi sendiri dengan toppingnya.
Untuk pilihan saus cokelat, ada dark chocolate, milk chocolate, dan white chocolate. Mau es lolinya dicelupkan setengah atau penuh, harganya sama saja. Tersedia pula topping kacang-kacangan seperti hazelnut, almond, dan pistachio. Kalau suka, Anda juga bisa menambahkan kelapa parut dan meisjes cokelat.
Sesuai pesanan saya, staf Popbar mengambil Pistachio PopGelato polos, lalu mencelupkannya ke dark chocolate leleh sampai menutupi seluruh permukaan es. Selagi cokelatnya belum beku, es loli digulingkan di cacahan hazelnut sampai kacangnya menempel.
Sayapun membawa kedua es loli ini ke kasir. PopGelato dihargai Rp 26.000 sedangkan PopSorbetto Rp 25.000. Tambahan cokelat dan kacang dikenakan tambahan harga masing-masing Rp 3.000.
Wah, ternyata tak ada piring kertas untuk meletakkan es loli barang sebentar saja. Yang tersedia hanyalah tisu, jadi harus dihabiskan sesegera mungkin kalau tak mau berlepotan. Tempat duduk yang tersedia juga hanya muat untuk delapan orang. Untunglah saat itu masih ada tempat untuk saya.
Saya mencicipi Watermelon PopSorbetto duluan. Wah, serasa makan semangka asli! Rasanya manis dan segar karena tak menggunakan susu maupun krim. Semangkanya benar-benar terasa.
Selanjutnya, saya beralih ke Pistachio PopGelato yang merupakan salah satu pilihan paling laris di sini. Gelatonya yang berwarna hijau tentara tertutupi dark chocolate leleh yang jadi membeku terkena dingin es.
Krek! Lapisan cokelatnya jadi renyah saat digigit, diikuti dengan gelato padat yang berangsur-angsur meleleh di lidah. Creamy dan manis tak berlebihan. Seperti sorbet semangka tadi, rasa pistachionya juga bukan bohongan. Tambahan hazelnut cincang memperkuat sensasi renyah dan gurih di mulut.
Meski enak, jangan menikmati es loli ini terlalu lama. Karena tak mengandung pengawet, esnya jadi mudah mencair dan mengotori tangan dengan lelehannya yang lengket. Tisu tak akan banyak membantu. Daripada berlepotan lebih baik segera dilumat habis.
Ice pop di Popbar memang dibuat segar setiap hari, bukan distok selama berbulan-bulan. Sebagian bahannya diimpor dari Italia, buah-buahannyapun asli. Semua es lolinya bebas gluten, pengawet, dan pewarna buatan serta sudah tersertifikasi Kosher. PopSorbetto-nyapun cocok untuk vegan.
Wah, mengingat-ingat pengalaman makan es loli tadi bikin saya tak sadar menjilat-jilati lidah. Padahal magrib masih enam jam lagi. Sayapun membulatkan tekad: setelah berbuka puasa nanti, saya akan mampir ngemil Popbar! Slurp... segar dingin!
Popbar
Central Park Mal lantai LG, Slipi
Jakarta Barat
Epiwalk lantai GF, Kuningan
Jakarta Selatan
Lotte Shopping Avenue lantai LG, Kuningan
Jakarta Selatan
(fit/odi)