Penjual gudeg legendaris Mbah Lindu meninggal malam ini (12/7). Berjualan gudeg sejak usia 13 tahun, ia melestarikan warisan kuliner itu hingga akhir hayatnya.
Kabar duka ini tentu mengejutkan para pencinta kuliner. Karena Mbah Lindu yang bernama asli Setya Utomo ini dikenal lebih dari 8 dekade sebagai penjual gudeg legendaris. Bukan hanya menjual gudeg, tetapi berbelanja, memasak dan menjual dilakukan sendiri dengan bantuan anak-anaknya.
Mendiang Mbah Lindu yang bernama asli Setya Utomo berjualan gudeg di Jln. Sosrowijayan, Kecamatan Gedong Tengen, Kota Yogyakarta. Posisi lapak jualanya di pos ronda depan gang di kampung Sosorowijayan, persis disamping Hotel Grage. Sehari-hari ia dibantu anak bungsunya Ratiah melayani pembeli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gudeg Mbah Lindu mulai buka jam 05.00 pagi hingga sekitar pukul 10.00 pagi. Pelanggannya bukan hanya warga Yogyakarta tetapi turis lokal hingga mancanegara juga datang mencicipi gudeg racikannya.
![]() |
Gudeg racikan Mbah Lindu bukan versi kering, tetapi sedikit basah dengan rasa manis yang ringan. Opor ayamnya mlekoh gurih dengan rasa gurih santan segar. Ditambah lagi sambal goreng kreceknya yang pedas menyengat miroso. Plus telur rebus cokelat gempi gurih. Dimakan dengan nasi dan bubur sama enaknya.
Ciri khas yang masih dipertahankan selama ia berjualan gudeg adalah mengambil makanan langsung dengan tangan telanjang. Banyak pembeli yang risih terutama turis asing. Namun, setelah tahu ia seorang legenda kuliner yang berusia nyaris 100 tahun, mereka dengan penuh hormat mencicipi gudegnya. Sejak tahun 2017 Mbah Lindu sering sakit sehingga yang menggantikan anak perempuannya.
![]() |
Tentu saja ini semua berkat ketekunan mendiang Mbah Lindu meracik gudeg dengan konsisten mempertahankan cara-cara tradisional. Memilih bahan terbaik di pasar, memasak dengan kayu bakar, memerah santan segar dan meracik dengan penuh kesabaran.
Semua proses membuat gudeg yang rumit dan perlu waktu memasak yang panjang dilakoni dengan setia selama lebih dari 80 tahun. Mbah Lindu merupakan legenda kuliner yang patut diberi penghargaannya. Merawat dan melestarikan kuliner tradisional Yogyakarta tanpa henti. Sugeng tindak Mbah Lindu!
(odi/odi)