Umumnya mie ayam diberi topping ayam cincang, sayuran dan pangsit. Tapi kali ini toppingnya berupa pangsit laba-laba. Kayak apa ya keunikannya?
Pangsit dan bakso biasanya menjadi topping seporsi mie ayam. Pangsit ada yang digoreng dan ada yang direbus. Umumnya pangsit dilipat segitiga atau bersilang. Tetapi restoran mie dari Klaten ini bikin kreasi unik buat pangsitnya.
Pangsitnya berbentuk laba -laba menyerupai simbol di dada tokoh superhero Spiderman menjadi ikon andalan warung Mi Spider. Pangsit berbentuk spider atau laba-laba itu bisa menempel di sajian sup, mi kuah sampai mi gorengnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pencinta kuliner serba mie kalangan milenial tentu pangsit spider dan pernik lainnya, seperti bola laba-laba bisa memicu sensasi tersendiri. Selain sajian mie yang bertekstur lembut.
Bagi pecinta mie pedas, juga bisa merasakan Mi Spider pedas dengan tingkat kepedasan sesuai selera. Mienya besar lembut teksturnya yang dibuat sendiri serta pangsit berbahan daging ayam empuk dan gurih.
Pemilik brand Mi Spider, Joko Winarno mengatakan ide awal membuat mi spider memang berawal dari niatan menyajikan mi kekinian. Bukan mie yang monoton dengan pangsit berbentuk lipatan biasa.
" Ide awalnya pengin membuat kuliner mie di Klaten dengan penyajian yang kekinian. Selain itu dengan ikon yang mudah diingat yaitu Spider pada topping pangsitnya," kata Joko pada detikcom, Kamis (21/5/2020) siang.
![]() |
Meskipun memiliki ikon, tetapi mie garapannya bukan membidik segmen kelas atas. Mie dengan ikon spider itu tetap untuk market kaki lima. Warungnya berada di Jl Klaten-Karanganom, Mayungan, Ngawen, Klaten.
" Tempatnya memang ala resto. Tapi soal harga tetap kaki lima sehingga terjangkau semua segmen masyarakat Klaten, enak dan murah," lanjut Joko.
Joko mengatakan untuk menciptakan sensasi spider itu, dirinya harus berkreasi sendiri. Sebab di pasaran tidak ada pemasok pangsit berbentuk laba-laba.
"Untuk pangsit spider kami cetak sendiri, dengan cetakan sendiri. Rumit memang tapi ini akan meninggalkan kesan," imbuh Joko.
Diperkenalkan pada awal bulan Maret, mi spider kini sudah cukup dikenal. Omset harian bisa sampai Rp 1,6 juta tetapi di masa pandemi Corona atau COVID-19, omset jatuh.
![]() |
"Kemarin sebelum pandemi sehari sudah Rp 1,2- 1,6 juta. Begitu corona hanya Rp 100- Rp 300.000 dan ada perampingan karyawan," kata Joko.
Namun di tengah pandemi, menurut Joko usaha mi spidernya harus tetap berjalan agar karyawan juga bisa makan. Caranya pengunjung meja dibatasi dan mengandalkan layanan pesan antar daring.
"Saya tetap buka tetapi khusus take away. Makan ditempat saya batesi sehingga tetap berjalan," pungkas Joko.
(adr/odi)