Jika bosan sate kambing atau sapi, sekali-sekali cicipi sate kuda di Jombang. Sate ini menggunakan daging kuda dari Sumbawa sudah populer sejak 23 tahun silam.
Satu-satunya rumah makan yang menyediakan menu sate kuda terletak di Jalan Raya Perak, Dusun Ngemplak, Desa Pagerwojo, Kecamatan Perak, Jombang, yakni Rumah Makan Mayar milik Bayu Wijayanto. Ia menjadi generasi kedua yang mewarisi bisnis sate kuda dari orang tuanya.
"Kudanya kami ambil dari Sumbawa. Harganya Rp 15-20 juta. Kami sembelih di Kediri. Dagingnya kami ambil dari sana (Kediri) tiap tiga hari sekali," kata Bayu kepada wartawan di rumah makan miliknya, Minggu (8/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ia menjelaskan, daging kuda membutuhkan perlakukan khusus karena karakternya berbeda dengan daging sapi, kambing, maupun ayam. Menurut Bayu, daging kuda mempunyai tekstur yang alot, seratnya kecil, nyaris tanpa lemak, serta warnanya lebih kemerahan.
"Setelah ditusuk, kami rendam dulu dengan air nanas sebentar saja supaya teksturnya lembut. Setelah itu baru dibakar," ujarnya.
Bumbu sate kuda di Rumah Makan Mayar juga dibuat berbeda dengan sate lainnya. Selain menggunakan kacang tanah, Bayu juga menambahkan kacang mete sehingga rasanya gurih dan lebih creamy.
"Harganya Rp 25.000-30.000 per porsi plus nasi," terangnya.
Bisnis sate kuda ini diwarisi Bayu dari kedua orang tuanya. Kuliner sate kuda dirintis keluarganya sejak 1997. Selama 23 tahun, Rumah Makan Mayar masih menjadi satu-satunya tempat yang menyediakan menu sate kuda di Jombang.
![]() |
"Ide awalnya ingin membuat kuliner yang khas, berbeda dengan yang lain. Akhirnya saya temukan ide yang berbeda, halal, ikonik dan belum ada di Jombang, ini satu-satunya di Jombang, yakni sate kuda," ungkapnya.
Saat ini sate kuda buatan Bayu banyak dimintai masyarakat. Pelanggannya datang dari Jombang, Mojokerto, Surabaya, Malang, hingga Madiun. Tak ayal Bayu menghabiskan rata-rata 10 Kg daging kuda setiap harinya.
"Rata-rata tiga hari sekali saya ambil daging kuda 30 Kg, tiap harinya habis 10 Kg," cetusnya.
Bagi yang tidak suka makan tanpa kuah, sate kuda juga bisa disantap dengan kuah kare atau gulai. Karena Rumah Makan Mayar tidak menyediakan gulai kuda.
![]() |
"Gulai kuda tidak ada karena daging kuda kurang enak kalau dimasak dengan bumbu yang lain, bau dari dagingnya sendiri," jelasnya.
Refi Wati menjadi salah satu pelanggan setia sate kuda buatan Bayu. Wanita asal Lamongan ini kerap mampir ke rumah makan tersebut untuk menyantap sate kuda. Ia datang bersama keponakannya yang akan ke Ponorogo, dia menyempatkan mampir ke Rumah Makan Mayar.
"Karena rasanya enak, dagingnya empuk," tandasnya.
(sob/odi)