Di beberapa wilayah ulat pohon jadi makanan sehari-hari. Selain di Papua ulat dari pohon sagu juga disantap di Amazon sebagai camilan turis.
Ulat pohon jenisnya beragam meski bentuk dan tampilannya hampir sama. Bentuknya yang bulat dan cukup besar membuat banyak orang menganggapnya sebagai makanan yang ekstrem.
Baca Juga: Makan Sagu hingga Ulat, Suku Korowai di Papua Barat Punya Pola Makan Alami
Tapi hal itu tidak berlaku bagi penduduk yang tinggal di wilayah hutan Amazon. Hutan tropis paling luas di dunia ini terbentang di sembilan negara dari Brazil, Kolombia, Ekuador, Venezuela, Bolivia, Peru, Guyana, hingga Suriname.
![]() |
Dilansir dari Yahoo News (13/02), banyak warga yang hidup di sekitar hutan menyantap ulat Chontacuro. Ulat ini berasal dari pohon Palem Persik yang banyak tumbuh di Amazon. Di sana ulat Chontacuro sudah menjadi makanan tradisional secara turun-temurun.
Sebagian besar orang menyantapnya percaya bahwa ulat pohon ini mengandung protein tinggi. Bahkan banyak orang yang mulai beternak ulat Chontacuro untuk makanan sehari-hari atau dijual sebagai bahan makanan.
Selain itu ulat pohon jadi camilan wajib para turis atau wisatawan yang berlibur ke sana. Biasanya ulat Chontacuro ini dimakan dalam keadaan mentah dan terkadang masih hidup.
Tapi banyak juga turis yang lebih memilih ulat pohon ini dipanggang seperti sate. Rasa dari ulat pohon ini sangat kenyal mirip seperti daging cumi. Kemudian bagian dalamnya terasa gurih lumer mirip seperti lemak bacon atau lelehan butter.
![]() |
Beberapa orang beranggapan bahwa rasa dari ulat Chontacuro sama seperti udang dan enak untuk dimakan. Tak heran orang-orang di Amazon menjadikan ulat pohon ini sebagai menu makanan spesial.
Ada sejarah tersendiri mengapa ulat pohon Chontacuro jadi makanan ikonik di wilayah Amazon. Dulu para petani menanam pohon palem persik untuk diambil buahnya dan dijadikan makanan. Namun setelah empat tahun ke atas pohon ini tumbuh semakin tinggi hingga 20-30 meter.
Hal ini membuat para petani kesulitan mengambil buah dan akhirnya pohon palem pun ditebang, untuk ditanam pohon palem yang baru. Bagian dari pohon palem yang ditebang kemudian digunakan untuk berternak ulat pohon. Terakhir kayu pohon palem akan digunakan untuk bahan bakar memasak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Banyak orang asli Amazon terutama orang Ekuador yang menolak tawaran dari perusahaan minyak untuk membeli lahan mereka. Mereka lebih memilih memajukan ekowisata di sana sebagai cara untuk bertahan hidup sekaligus melestarikan hutan yang ada.
Salah satu cara memajukan ekowisata ini melalui tur-tur-tur pengenalan pada budaya dan makanan lokal. Seperti ulat Chontacuro yang jadi makanan wajib bagi para turis ketika berada di Amazon.
Baca Juga: Kalau ke Papua Jangan Lupa Cicipi Sate Ulat Sagu dan Senebre
(sob/odi)