Aneka soto khas dari Jawa Tengah seperti Soto Semarangan, Soto Kudus, Soto Grombyang Pemalang dan soto lain menjadi rebutan ribuan masyarakat. Dan di akhir acara, semua soto yang disediakan panitia ludes tak tersisa dilahap pengunjung Car Free Day.
""Awalnya PPJI (Persatuan Pengusaha Jasaboga Indonesia) menemui saya dan mengatakan akan menggelar acara ini pada September lalu. Kemudian saya minta diundur saja, setelah pelantikan Presiden, sebagai salah satu wujud syukur atas dilantiknya pak Jokowi dan Kyai Ma'ruf," kata Ganjar Pranowo, Minggu (27/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kegiatan nyoto bareng sebanyak 18 ribu mangkuk itu juga berhasil memecahkan rekor baru. Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) memberikan sertifikat kepada panitia karena menggelar kegiatan nyoto bareng dengan soto terbanyak.
Ia menjelaskan, saat pelantikan Presiden dan Wakil Presiden beberapa waktu lalu, banyak masyarakat Jateng yang ingin ke Jakarta. Namun menurut Ganjar Pranowo daripada mengeluarkan ongkos banyak, ia mengusulkan untuk menggelar acara syukuran di Semarang.
"Daripada ke Jakarta, kejauhan. Duitnya habis banyak. Mending duitnya dikumpulkan dan buat nyoto bareng-bareng," ujarnya.
![]() |
Ketua PPJI Jateng, Liliek Agus Gunarto membenarka 'nyoto bareng PPJI' itu sengaja digelar pasca pelantikan sebagai wujud syukur atas terselenggaranya proses demokrasi yang sukses.
"Semoga Indonesia semakin maju, warganya guyub, rukun dan bahagia," kata Agus.
![]() |
Ganjar menambahkan, acara makan bersama itu diharapkan dimaknai sebagai wujud kerukunan. Ia meminta warga untuk biasa tolong menolong antar sesama, peduli dengan tetangga, dan juga menjaga gaya Jawa Tengah yang 'nyedulur'.
"Setelah ini mari kita biasakan tolong menolong. Kalau masak banyak, tetangganya dikasih. Sambil dilihat apakah tetangganya sehat atau tidak. Ini gaya Jawa Tengah yang harus dilestarikan. Warga Jateng itu nyedulur lan migunani marang bangsa lan negoro (akrab bagai saudara dan bermanfaat bagi bangsa dan negara)," harap Ganjar.
(alg/odi)