Dikabarkan Food Beast (15/10) sebuah penelitian memperkirakan ada sekitar 8 juta metrik ton sampah plastik yang mencemari lautan setiap tahunnya. Jika dibiarkan terus menerus maka kondisi ini akan membuat pencemaran lingkungan yang sangat parah.
![]() |
Baca juga : Yuk, Kurangi Sampah Plastik di Dapur dengan 4 Cara Ini!
Mirisnya lagi, kebanyakan sampah yang mencemari laut adalah sampah plastik yang hanya bisa hancur dalam hitungan puluhan bahkan ratusan tahun. Keadaan ini lantas membuat banyak aktivis lingkungan yang galak menyerukan aksi nyata dari masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentu tidak 100 persen sampah yang diolah bisa menghasilkan botol baru. Setidaknya botol-botol baru ini menggunakan campuran 25 persen sampah plastik dari laut. Sampah plastik yang digunakan ini diperoleh dari perairan laut mediterania dan beberapa pantai yang tercemar.
Proses pembuatan kemasan ramah lingkungan ini dikenal dengan sebutan 'daur ulang yang disempurnakan.' Tentu saja sampah plastik ini harus lebih dulu diolah dengan cara yang benar agar tetap memenuhi standar keamanan dan kesehatan pangan.
![]() |
Sampah plastik yang sudah terkumpul, lebih dulu harus dibersihkan dari kotoran yang melekat. Ini dilakukan agar kemasan minuman memenuhi standar food grade. Untuk mewujudkan program ini, Coca Cola menggandeng beberapa perusahaan seperti Ioniqa Technologies, Indorama Ventures, dan Mares Circulares (Circular Seas).
Baca juga : India Punya 'Kafe Sampah', Sampah Plastik Ditukar dengan Makanan
Rencananya, kemasan botol dari sampah daur ulang ini akan dirilis pada awal tahun 2020. Jika upaya ini berhasil, diharapkan sampah plastik yang ada di lautan bisa berkurang secara bertahap.
Pihak Coca-Cola menjamin botol plastik daur ulang ini memenuhi standar plastik kemasan sehingga tak perlu khawatir akan resiko yang ditimbulkan. Botol daur ulang juga kabarnya akan mencantumkan label khusus sehingga orang bisa lebih sadar akan kebersihan lingkungan.
(dvs/odi)