Dikutip dari Design Taxi (3/5), adalah aplikasi resmi McD di Kanada bernama 'My McDs' yang baru-baru ini terkena retas oleh seorang hacker handal yang tak diketahui identitasnya. Ia sudah melakukan hal kriminal ini selama berbulan-bulan.
Kedoknya diketahui usai pengguna aplikasi banyak yang protes di media sosial. Mereka mengatakan ada seseorang yang berusaha mendapat akses untuk masuk ke akun My McDs milik mereka. Selanjutnya 'seseorang' itu memesan menu McD dalam jumlah sangat banyak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Baca Juga: Hacker Curi Data 600.000 Pelanggan Domino's Pizza di Eropa
Salah satu korban peretasan yang baru mengalaminya adalah jurnalis Kanada, Patrick O'Rourke. Ia mempublikasikan cerita peretasan ini. Suatu waktu, sang hacker pernah membobol pembelanjaan McD hingga USD 1.509 atau sekitar Rp 21,3 juta.
Menu yang dipesannya adalah lebih dari 100 burger Big Macs, es krim McFlurries, Chicken McNuggets, dan poutine khas Kanada. Uang itu juga dihabiskan selama dua minggu. Kadang hacker hanya membeli Oreo McFlurry di satu kesempatan dan beli paket Extra Value 'McChicken' di kesempatan lain.
![]() |
Dari berbagai pesanan fiktif ini pula terungkap kalau hacker sepertinya sangat suka poutine. Ia kedapatan mengubah pesanannya dari kentang goreng biasa jadi poutine dalam hampir semua pesanannya.
Meskipun kerugian penuh ribuan dollar ditemukan setelah dua minggu, sebagian besar dari 100 transaksi ganjil dilakukan hanya dalam beberapa hari. Jedanya bahkan haya beberapa menit dari satu sama lain.
Pengalaman wartawan Patrick O'Rourke bersama warga Kanada lainnya yang mengeluhkan masalah yang sama mengungkap bahwa McD punya masalah dalam sistem keamanan aplikasi. Pihaknya gagal melindungi pengguna aplikasi sehingga ia bebas memesan menu McD hingga ribuan dollar.
Baca Juga: Dibajak, Twitter Burger King Malah Berisi Promo Mcdonald's
(adr/odi)