Penelitian tersebut dilakukan oleh American Heart Association dan American Stroke Association dan diikuti oleh lebih dari 80.000 wanita berusia 50-79 tahun. Para peneliti menemukan bahwa mengonsumsi minuman mengandung pemanis buatan secara rutin meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit. Mulai dari serangan jantung, stroke karena gumpalan darah hingga kematian dini.
![]() |
Penelitian itu dimuat dalam ahajournals.org. Hasilnya, wanita yang meminum dua kemasan minuman berlabel diet (satu kemasan berisi 335ml) per hari memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke sebesar 23% dibanding wanita yang mengonsumsi minuman yang sama selama kurang dari seminggu lapor This Is Insider (15/2).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitupun dengan wanita yang mengonsumsi minuman berpemanis buatan. Risikonya terkena penyakit jantung naik hingga 29% dan 16% terkena risiko kematian dini karena berbagai macam penyakit. Hal itu terlihat dalam masa uji coba selama 12 tahun.
Risiko kesehatan ditemukan lebih tinggi pada beberapa kelompok perempuan. Seperti yang mengalami obesitas, keturunan Afrika-Amerika ataupun bagi yang tak memiliki riwayat penyakit jantung dan diabetes.
![]() |
Selanjutnya, para peneliti menyesuaikan berbagai faktor risiko stroke lain. Mulai dari usia, tekanan darah tinggi, dan gaya hidup (merokok). Tapi hasilnya bisa saja tidak berlaku pada pria atau wanita yang lebih muda.
"Banyak orang yang bermaksud baik terutama mereka yang kelebihan berat badan atau obesitas dengan meminum minuman manis berkalori rendah guna memotong kalori di pola makan mereka," jelas Yasmin Mossavar-Rahmani selaku penulis utama studi tersebut sekaligus profesor di Fakultas Kedokteran Albert Einstein, New York.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa hal tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya menyehatkan. Penelitiannya justru menghasilkan bahwa konsumsi pemanis buatan justru meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan stoke.
Tapi dirinya menjelaskan bahwa, "Kami tidak tahu secara spesifik jenis minuman berpemanis buatan apa yang mereka (peserta) konsumsi, jadi kami tidak tahu pemanis buatan mana yang berbahaya dan mana yang tidak berbahaya."
![]() |
"Sayangnya, penelitian saat ini tidak memberikan bukti yang cukup untuk membedakan antara efek dari berbagai macam pemanis rendah kalori pada kesehatan jantung dan otak," ungkap Rachel K. Johnson, Ph.D., RD selaku ketua kelompok penulisan untuk penasihat sains American Heart Association, 'Low-Calorie Sweetened Beverages and Cardiometabolic Health'.
Namun menurut Rachel, penelitian ini jadi serangkaian bukti yang bisa digunakan sebagai alasan pembatasan konsumsi minuman berlabel diet. Sebab minuman tersebut memang menggunakan pemanis buatan. Menurutnya, "Pembatasan konsumsi minuman diet adalah hal yang paling bijaksana untuk dilakukan."
Ia justru menyarankan agar Anda lebih banyak mengonsumsi air putih jika inginkan minuman nol kalori.
Baca juga: Kata Ahli, Ini yang Terjadi pada Tubuh Setelah Minum Soda Diet
(dwa/odi)