Menjelang perayaan Imlek yang jatuh pada tanggal 5 Februari nanti, beberapa jenis makanan khas China banyak dicari sebagai pelengkap saat hari raya. Ada kue kranjang, pia dan pindang bandeng. Khusus kue pia, merupakan kue dengan adonan berlapis yang juga populer saat imlek.
Baca Juga: Bak Kwa, Daging Kering Sajian Imlek di Singapura dan Malaysia
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Dulu kerja di Paweden 100 yaitu komplek pembuat kue milik China. Saya kerja hampir 20 tahun," tutur Kodri ditemui di rumahnya, Rabu (31/1/2019) pagi.
Kodri menambahkan, selama kerja di pabrik kue ini, banyak menyerap ilmu resep makanan ini. Setelah dirasa cukup modal, Kodri memberanikan diri membuka pabrik sendiri di rumahnya. Kodri mengaku, resep kue pia cukup rumit karena takaran bahan bahannya harus sesuai agar menghasilkan rasa yang renyah enak.
![]() |
Dengan modal resep dari majikannya itu, kue pia milik Kodri ini bisa bersaing di pasaran. Setiap hari, antara 300 sampai 500 pia dikirim ke toko toko yang ada di Kota Tegal. Saat menjelang Imlek, permintaan kue ini meningkat sampai 50 persen.
Sejarawan Pantura, Wijanarto menyebut, salah satu kontribusi terbesar dari peranakan China itu adalah perpaduan kuliner. Kuliner China ini menjadi salah satu jejak diplomasi antara kebudayaan China dengan Nusantara. Masuknya budaya kuliner China ini saling melengkapi dengan budaya kuliner Nusantara dan tidak sedikit kuliner asli China saat ini sudah dianggap sebagai warisan kuliner Nusantara.
![]() |
"Seperti telur asin, yang merupakan makanan khas China dan sekarang menjadi ikon makanan khas Brebes. Demikian kue pia dan pindang bandeng, makanan ini juga dulu menjadi suguhan khas imlek. Sekarang warisan budaya China ini sudah diakui sebagai budaya masyarakat Nusantara," papar lulusan S2 sejarah Undip ini.
![]() |
"Keniscayaan adaanya perbedaan kebudayaan bukan untuk berkonflik tapi untuk saling melengkapi satu sama lain," pungkas Wijanarto.
Baca Juga: Kisah Terciptanya Nian Gao, Kue Lambang Keberuntungan (sob/odi)