Diantara daerah-daerah penghasil biji kopi di Kabupaten Magelang, Desa Ngrancah di Kecamatan Grabag menjadi salah satu yang paling terkenal. Biji kopi hasil panen di Desa Ngrancah dikenal memiliki rasa yang unik.
Konon katanya, biji kopi yang menjadi cikal bakal tanaman kopi di Desa Ngrancah dibawa oleh orang Belanda pada masa kolonial. Kualitasnya pun berbeda jika dibanding biji kopi nusantara.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budidaya tanaman kopi tersebut pun akhirnya terus dilakukan hingga kini luasan lahan kebun kopi mencapai 100 hektar. Karena bibit awal yang diyakini berbeda, hasil olahan kopi dari Desa Ngrancah juga unik.
![]() |
Dia menuturkan, karakter kopi ini diperoleh secara alami, baik dari bibitnya maupun karena lahan tanaman yang ada di daerah ketinggian. Secara geografis, lahan kebun kopi di Desa Ngrancah berada di tengah-tengah. Pada ketinggian 700-1200 meter diatas permukaan laut (mdpl).
"Karena ditanam di lahan dengan ketinggian nanggung, sehingga muncul rasa kecut yang identik dengan kopi robusta," terang Hari.
Adapun munculnya rasa manis, menurutnya, karena tanaman sela yang ditanam berdekatan dengan tanaman aren. Sebagian besar kebun kopi di Desa Ngrancah ditanam dengan metode tumpang sari.
Selain menanam tanaman kopi, warga juga menanam pohon aren.
"Karena tanaman selanya banyak yang pohon aren, jadi rasa manisnya ikut terserap di kopi," tutur Hari.
Karena karakter tersebut, kopi Desa Ngrancah lebih banyak berupa robusta. Meski demikian, ada juga kopi arabica dan green coffee.
![]() |
"Kopi yang kita jual ada tiga jenis, yakni roast bean, green bean, dan bubuk," terang Hari.
Kopi Desa Ngrancah, lanjutnya, saat ini pemasaran sudah hampir seluruh wilayah Indonesia. Termasuk juga beberapa negara lain, di antaranya China dan Dubai.
Harga yang ditawarkan pun bervariasi, tergantung dari grade kopi dan proses pengolahan. Mulai dari Rp 150 ribu hingga Rp 350 ribu per kilogram.
Baca juga : Ini 5 Perbedaan Kopi Arabika dan Robusta, Suka yang Mana?
Sementara itu, Bupati Magelang, Zaenal Arifin mengatakan, pemerintah tengah mengembangkan kopi arabica karena peluang yang terbuka luas.
![]() |
"Meski demikian, kopi robusta juga kita dorong untuk terus diproduksi. Ada spesifikasi wilayah di Kabupaten Magelang yang kita kembangkan untuk produksi kedua kopi tersebut," kata Zaenal.
Dia menyebutkan, lahan perkebunan kopi yang ada di Kabupaten Magelang mencapai 2200 hektar dan tersebar di 21 kecamatan. Pemerintah berupaya menjalin kerjasama dengan pihak swasta demi bisa meningkatkan peluang dan kesejahteraan para petani kopi.
"Untuk itu, demi menjaga citarasa khas kopi khas Kabupaten Magelang, kami berharap agar para petani kopi tetap menjaga komitmen kualitas kopi. Jangan dicampur-campur sehingga kualitasnya tetap terjaga baik," imbau Zaenal.
Kenali Bedanya Kopi Arabika dan Robusta, tonton videonya di sini:
(dvs/odi)