Ikan Predator 'Arapaima' Ternyata Berdaging Lembut dan Tinggi Kolagen

Jakarta - Penemuan ikan arapaima di Sungai Brantas begitu menghebohkan. Siapa sangka ikan ini bernilai tinggi dan jadi santapan lezat di resto mewah luar negeri.

Delapan ekor ikan arapaima di Sungai Brantas, Jawa Timur akhirnya berhasil diselamatkan. Keberadaannya dikhawatirkan membahayakan ekosistem sungai karena ikan arapaima tergolong predator yang memangsa jenis ikan lain.

Aslinya ikan arapaima atau paiche atau pirarucu ini hidup di sungai Amerika Selatan tepatnya di wilayah Amazon Brasil dan Peru. Ikan arapaima adalah salah satu ikan sungai terbesar di dunia dengan berat bisa mencapai 226 kg per ekor, lapor Food Network (29/6).

Foto: dok. detikcom

Baca Juga: Akhir Keberadaan Liar Ikan Arapaima di Sungai Brantas

Banyak peneliti kelautan mengklaim ikan arapaima adalah fossil hidup yang berhubungan langsung dengan periode Jurassic. Dilihat dari soal kelayakan konsumsi, ikan ini ternyata punya rasa yang enak. Disebut-sebut tahun 1980 pemerintah Brazil sempat melarang pemancingan ikan arapaima untuk mempertahankan habitatnya.

Namun tahun 2006 para pebisnis Peru mulai membudidayakan ikan arapaima. Bahkan tahun 2011, ikan ini muncul di beberapa menu restoran di Amerika Serikat.

Daging ikan arapaima berwarna putih dengan tekstur lembut. Ikan arapaima juga tidak berduri dan tidak mengeluarkan bau sama sekali. Selain itu, ikan arapaima tinggi kandungan kolagen sehingga saat dimasak menghasilkan tekstur renyah enak di bagian luarnya.

Foto: Istimewa

Ikan arapaima paling enak dipanggang. Bisa dijadikan steak karena dagingnya tebal. Olahan lain yang cocok untuk ikan ini adalah fish and chips. Fillet ikan arapaima dilapisi adonan tepung lalu digoreng.

Jenis ikan arapaima memang tidak dijual umum di Indonesia. Di Amerika Serikat pun, ikan ini tidak tersedia dengan mudah di supermarket. Tapi kabarnya sudah mulai ada importir yang memasok ikan eksotis ini ke sana.

Baca Juga: Nasib Ikan Arapaima Dilepas ke Sungai Brantas

(adr/odi)