Bahan aditif makanan banyak terdapat pada makanan olahan. Dipakai sebagai pengawet, pemutih, pelembut hingga memperbaiki tekstur makanan. Baru-baru ini sebuah penelitian menemukan bahwa zat aditif khususnya emulsifier pada makanan dapat memicu kanker usus besar dan kanker kolorektal.
Dilansir dari naturalhealth365 (06/01/17), bahan aditif berupa emulsifier ini dalam makanan dapat mengubah bakteri usus dengan cara meningkatkan peradangan. Hal ini memnicu pertumbuhan kanker usus besar dan kanker kolorektal.
![]() |
Dalam penelitian terbaru, seekor tikus dijadikan objek penelitian dengan memberi makanan dengan emulsifier menunjukan perkembangan tumor kanker. Sementara itu, kanker kolorektal merupakan jenis kanker yang paling mematikan pada posisi keempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mikrobiota usus mengacu pada mikroorganisme beragam yang menghuni usus manusia. Usus sendiri merupakan kunci untuk kesehatan kekebalan tubuh dan membasmi sel-sel kanker yang tumbuh.
Penelitian terbaru dari University Georgia State for Biomedical Sciences menunjukkan bahwa emulsifier bisa menjadi penyebab utama dalam kanker kolorektal dan kanker usus besar.
![]() |
Penderita kanker kolorektal telah meningkat sejak pertengahan abad ke-20, ketika zat aditif mulai digunakan dalam makanan olahan. Salah satu keunggulan dua jenis kanker ini adalah mengubah mikrobiota usus.
Perubahan ini membantu sel-sel kanker tumbuh dalam usus. Beberapa bahan emulsifier yang paling sering digunakan dalam makanan adalah polisorbat 80 dan karbosimetiselulosa.
Konsumsi makanan dengan zat tersebut dapat sebabkan radang usus. Hal ini dapat meningkatkan peluang kanker usus besar dan kanker kolorektal, di samping penyakit radang usus. Hasil studi lebih lanjut menggarisbawahi bahaya kesehatan dari makan terlalu banyak makanan olahan.
Temuan ini juga menyoroti pentingnya kesehatan usus dan bakteri baik yang dapat ditingkatkan dengan probiotik. Untuk menghindarinya perbanyak makan-makanan alami yang mengandung banyak serat untuk mendukung kesehatan usus. Juga untuk menurunkan potensi terkena kanker usus besar dan kanker kolorektal. (odi/odi)