Makanan fermentasi membantu hubungan simbiosis kompleks antara sel tubuh dan sel bakteri. Bayangkan kehidupan bakteri dalam tubuh seperti ekosistem besar, seperti hutan hujan tropis atau padang rumput.
Ekosistem adalah kumpulan tumbuhan dan hewan yang memberi keanekaragaman. Di dalam tubuh terdapat ekosistem kecil yang terdiri dari bakteri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dikutip dari thrillist.com (11/10/16), American Society for Microbiology (ASM) melaporkan dari ratusan ribu bakteri, hanya 1000 tipe khusus yang ada pada tubuh manusia. Tubuh kita memiliki 37 juta sel tubuh dan 100 triliun sel bakteri.
"Ilmu pengetahuan mengetahui sejak lama bahwa sel bakteri hampir 3 kali pangkat dari sel tubuh, tapi peneliti baru mulai mengeksplorasi implikasi dari fakta ini," ujar Saba Afshar, mahasiswa kedokteran University of Queensland
The National Institutes of Health's Human Microbiome menemukan bakteri usus mengatur ritme sirkadian, jam internal tubuh, dengan memproduksi asam lemak dalam pola tertentu. Jika manusia mengonsumsi makanan tinggi lemak, pola bakteri terganggu mempengaruhi ritme sirkadian dan berefek negatif pada metabolisme.
![]() |
Selain itu, ASM melaporkan saat tikus kurus menerima tipe bioma (ekosistem besar) tikus gemuk, tikus kurus tersebut menjadi gemuk dan menderita gangguan autoimun seperti penyakit celiac dan alergi karena perbedaan bioma.
Penelitian baru sedang mempelajari peran bakteri usus dalam pencernaan, radang usus, kesehatan jantung, obesitas, asma, bahkan kesehatan mental. Secara sederhana, bakteri usus dapat membuat Anda gemuk sampai sakit.
Makanan fermentasi punya hubungan dengan bakteri karena kandungan probiotiknya yaitu bakteri baik untuk kesehatan secara keseluruhan.
Julie Nieto, ahli gizi Ochsner Fitness Center mengatakan lactobacillus digunakan dalam berbagai produk termasuk yogurt, asinan, keju, acar, kakao, tempe, bahkan bir. Makanan fermentasi memenuhi bioma kecil dengan bakteri ramah.
Fermentasi telah dilakukan sejak ribuan tahun lalu, salah satu alasannya untuk mengawetkan makanan. Fermentasi, contohnya pada sayuran, membuatnya tahan selama beberapa minggu bahkan bulan.
Masalah botulisme dan penyakit pencernaan lain tidak perlu dikhawatirkan. Penyakit tersebut disebabkan karena proses pengalengan, yang bergantung pada panas untuk membunuh bakteri, dilakukan dengan tidak benar.
![]() |
Proses panas membunuh bakteri seperti E.coli ini memang baik tapi itu juga sekaligus membunuh bakteri fermentasi dan bakteri usus.
Proses fermentasi ini bisa Anda lakukan sendiri di rumah, cukup beli sebotol kombucha atau segalon teh manis. Masukkan dalam stoples dengan sekoloni bakteri yang bersimbiosis dengan ragi dan biarkan beberapa minggu.
Anda juga bisa melakukannya untuk membuat kimchi, yogurt, tempe dan acar. Anda harus bersabar, bakteri butuh waktu melakukan manfaat luar biasanya ini. (lus/odi)