Skandal besar pemalsuan keju dan minyak zaitun pernah terjadi. Selain itu, ikan kakap merah serta daging Kobe juga berpotensi lebih mudah dipalsukan.
International Criminal Police Organization Interpol telah menyita 2.500 ton makanan tercemar di 47 negara. Larry Olmsted, selaku jurnalis menunjukkan dalam buku terbarunya makanan apa saja yang sering dipalsukan dengan judul 'Real Food/Fake Food' (Algonquin Books, 2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Minyak zaitun
![]() |
"Biasanya dicampurkan dengan minyak biji apapun yang lebih murah seperti minyak kedelai, minyak kacang tanah dan minyak biji bunga matahari," tutur Olmsted.
Dalam beberapa kasus, minyak zaitun palsu memiliki konsekuensi kesehatan yang serius. Olmsted mengutip kasus di tahun 1981 di Spanyol, dimana 2.000 orang keracunan ketika mereka mengonsumsi minyak zaitun yang mengandung racun anilin.
Saat akan membeli minyak zaitun, sebaiknya kenali rasa. Karena rasa adalah indikator terbaik dari kualitas, sehingga sebelum membeli sebaiknya dicoba terlebih dahulu jika bisa.
Minyak zaitun sangat mudah rusak. Olmsted merekomendasikan membeli hanya sebanyak yang dibutuhkan saja dan sebaiknya digunakan tidak lebih dari enam minggu agar kualitasnya tetap terjaga.
2. Madu
![]() |
Beberapa jenis madu yang lebih populer dan terkenal mahal adalah madu manuka yang hanya bisa ditemukan di Selandia Baru dan bagian dari Australia.Kini muncul madu palsu asal China disinyalir mengandung kloramfenikol yang berbahaya. Sehingga dilarang untuk diimpor ke Amerika.
Untuk menghindari salah membeli madu, Anda dapat membelinya langsung ke petani atau membeli madu dengan kemasan yang sudah tersertifikasi.
3. Kopi
![]() |
4. Daging Kobe
![]() |
5. Ikan
![]() |
Tidak hanya kakap merah, 43 persen dari ikan berlabel salmon liar palsu juga dijual di restoran dan toko di
Chicago. Ada sekitar 2.015 laporan dari kelompok konservasi Oceana.
Ikan yang digunakan dalam sushi juga menjadi salah satu target pemalsuan. Olmsted menulis dalam bukunya bahwa studi Oceana lainnya di New York City seafood yang mengungkapkan bahwa 100 persen dari restoran sushi diuji dan ternyata menyajikan ikan palsu. 58 persen dari outlet ritel dan 39 persen dari restoran.
Cara menghindari penipuan makanan ini, banyak pemerintah dan kelompok konsumen telah mengembangkan program pengujian dan pelabelan untuk makanan yang sering dipalsukan sehingga dapat membantu konsumen mendapatkan bahan makanan yang asli dan lebih terjamin kesehatannya. (lus/odi)