Inilah 5 Bahan Makanan yang Paling Sering Dipalsu

Inilah 5 Bahan Makanan yang Paling Sering Dipalsu

Lusiana Mustinda - detikFood
Rabu, 27 Jul 2016 11:02 WIB
Foto: iStock
Jakarta - Jumlah makanan palsu meningkat. Baik jenis maupun jumlahnya. Rupanya ada jenis makanan tertentu yang paling sering diplasukan.

Skandal besar pemalsuan keju dan minyak zaitun pernah terjadi. Selain itu, ikan kakap merah serta daging Kobe juga berpotensi lebih mudah dipalsukan.

International Criminal Police Organization Interpol telah menyita 2.500 ton makanan tercemar di 47 negara. Larry Olmsted, selaku jurnalis menunjukkan dalam buku terbarunya makanan apa saja yang sering dipalsukan dengan judul 'Real Food/Fake Food' (Algonquin Books, 2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dalam Time (19/07), inilah beberapa bahan makanan yang rawan dipalsukan menurut Olmsted.

1. Minyak zaitun

Banyak orang Amerika, bahkan foodies tidak menyadari adanya minyak zaitun palsu. Dalam versi palsunya, minyak zaitun diencerkan dengan minyak lain yang tidak membawa manfaat kesehatan yang sama.

"Biasanya dicampurkan dengan minyak biji apapun yang lebih murah seperti minyak kedelai, minyak kacang tanah dan minyak biji bunga matahari," tutur Olmsted.

Dalam beberapa kasus, minyak zaitun palsu memiliki konsekuensi kesehatan yang serius. Olmsted mengutip kasus di tahun 1981 di Spanyol, dimana 2.000 orang keracunan ketika mereka mengonsumsi minyak zaitun yang mengandung racun anilin.

Saat akan membeli minyak zaitun, sebaiknya kenali rasa. Karena rasa adalah indikator terbaik dari kualitas, sehingga sebelum membeli sebaiknya dicoba terlebih dahulu jika bisa.

Minyak zaitun sangat mudah rusak. Olmsted merekomendasikan membeli hanya sebanyak yang dibutuhkan saja dan sebaiknya digunakan tidak lebih dari enam minggu agar kualitasnya tetap terjaga.

2. Madu

Madu adalah makanan ketiga yang paling banyak dipalsukan di dunia dan subjek dari penipuan makanan terbesar di AS. Madu yang palsu biasanya dijual dengan harga yang lebih murah dan dibuat dengan pemanis, gula bit, sirup tinggi fruktosa dan tebu.

Beberapa jenis madu yang lebih populer dan terkenal mahal adalah madu manuka yang hanya bisa ditemukan di Selandia Baru dan bagian dari Australia.Kini muncul madu palsu asal China disinyalir mengandung kloramfenikol yang berbahaya. Sehingga dilarang untuk diimpor ke Amerika.

Untuk menghindari salah membeli madu, Anda dapat membelinya langsung ke petani atau membeli madu dengan kemasan yang sudah tersertifikasi.

3. Kopi

Menurut daftar Michigan State University FFI, kopi adalah produk kelima yang paling sering dipalsukan di dunia. "Menggiling kopi sendiri bisa menghindari pemalsuan kopi yang bisa saja dicampurkan dengan serbuk gergaji hingga campuran jagung bakar," jelas Olmsted.

4. Daging Kobe

Daging sapi Kobe asli berasal dari sapi Jepang jenis tertentu yang dibesarkan dengan cara unik sehingga memberikan tekstur daging yang berbeda. Teksturnya yang lembut dengan penyebaran lemak rata membuat harga Kobe menjadi mahal sehingga rentan terjadi pemalsuan.

5. Ikan

"Salah satu ikan yang paling sering dipalsukan di Amerika Serikat adalah ikan kakap merah yang diganti dengan tilefish," tutur Olmsted. Dalam daftar FDA, tilefish tidak disarankan untuk dikonsumsi wanita hamil karena mengandung merkuri yang tinggi. Akan tetapi beberapa restoran yang menyamarkan tilefish menjadi kakap merah dan menjualnya dengan harga yang lebih tinggi.

Tidak hanya kakap merah, 43 persen dari ikan berlabel salmon liar palsu juga dijual di restoran dan toko di

Chicago. Ada sekitar 2.015 laporan dari kelompok konservasi Oceana.

Ikan yang digunakan dalam sushi juga menjadi salah satu target pemalsuan. Olmsted menulis dalam bukunya bahwa studi Oceana lainnya di New York City seafood yang mengungkapkan bahwa 100 persen dari restoran sushi diuji dan ternyata menyajikan ikan palsu. 58 persen dari outlet ritel dan 39 persen dari restoran.

Cara menghindari penipuan makanan ini, banyak pemerintah dan kelompok konsumen telah mengembangkan program pengujian dan pelabelan untuk makanan yang sering dipalsukan sehingga dapat membantu konsumen mendapatkan bahan makanan yang asli dan lebih terjamin kesehatannya. (lus/odi)

Hide Ads