Perusahaan keju Castle Cheese Inc. of Slippery Rock dioperasikan sepasang ayah dan anak di Pennsylvania. Saat disidak Food of Drug and Administration (FDA), perusahaan ini diketahui tidak menggunakan parmesan sama sekali dalam produk keju parmesannya.
Bahan yang digunakan justru selulosa (bahan anti-penggumpalan yang terbuat dari bubur kayu), cheddar putih, keju Swiss, dan mozzarella.
Keju parmesan palsu lalu dijual di beberapa jaringan supermarket besar seperti Target dan Wholesale. Atas kecurangan ini, Michelle Myrter yang merupakan anak pemilik perusahaan, menghadapi tuntutan kriminal dengan denda mencapai 100.000 dollar dan hukuman 1 tahun penjara.
John Umhoefer selaku Direktur Eksekutif Wisconsin Cheese Makers Association mengatakan penyelidikan FDA ini sebaiknya menjadi awal perubahan besar pada industri keju di Amerika Serikat. Ia menyarankan FDA mengeluarkan aturan tentang standar produk seperti apa yang bisa dilabeli Parmesan atau Romano.
Di sisi lain, laporan Bloomberg Business mengungkap perusahaan keju lain juga keliru melabeli keju di pasaran. Mereka menemukan beberapa jenis keju keras dan parut yang dijual di supermarket besar mengandung selulosa lebih dari batas yang diperbolehkan.
Sedangkan kelompok dagang The Parmigiano Reggiano Consortium di Roma yang bertanggung jawab melindungi integritas keju Italia, mengaku tidak senang dengan apa yang terjadi di Amerika Serikat.
Kelompok ini bahkan sudah meminta Uni Eropa untuk melindungi produsen mereka dari perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang menggunakan nama atau menyertakan bendera Italia dalam produknya. Mereka menyebut tindakan ini sebagai penipuan.
(adr/odi)