Tempe jadi sumber protein nabati andalan banyak orang. Panganan murah sarat nutrisi ini umumnya dibuat dari fermentasi kacang kedelai. Di Indonesia, ternyata ada ragam jenis tempe termasuk tempe dari biji benguk hingga ampas tahu.
1. Tempe Kedelai
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Foto: iStock
Tempe kedelai adalah jenis tempe yang paling sering dikonsumsi sehingga mudah ditemui. Dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dengan jamur Rhizopus Oligosporus. Tiap 100 gram tempe yang sudah merambah pasar internasional ini mengandung 20,8 gram protein. Tempe kedelai umumnya dikemas dalam plastik bening atau daun pisang. Enak diolah menjadi ragam masakan. Mulai dari digoreng langsung, digoreng tepung, atau dijadikan campuran tumisan.
2. Tempe Bongkrek
Jenis tempe yang satu ini populer di Jawa Tengah dan Banyumas. Tempe bongkrek dibuat dari ampas kelapa atau bungkil kelapa. Meski sebenarnya kandungan gizinya tak seberapa, tempe ini disukai karena rasanya khas dan berharga murah. Namun hati-hati mengonsumsi tempe bongkrek karena bakteri Pseudomonas cocovenenans yang mengontaminasinya saat proses pembuatan. Bakteri ini menghasilkan toksoflavin dan asam bongkrek beracun yang tak bisa mati sekalipun tempe diolah di atas api bersuhu 100 derajat. Racun ini tidak mudah disekresi tubuh sehingga berpotensi sebabkan seseorang meninggal. Produksi tempe bongkrek kini sudah dilarang pemerintah, namun ada beberapa pihak yang diam-diam masih memproduksinya.
3. Tempe Benguk
Tempe benguk banyak ditemui di Kulon Progo, Yogyakarta. Tempe ini dibuat dari biji benguk (Mucana pruriens) yang berasal dari buah sejenis kacang koro. Bentuknya bulat seukuran kelereng tetapi lonjong dan agak pipih, berwarna keabu-abuan hingga kehitaman. Umumnya tempe benguk dijual di pasar tradisional dalam bentuk matang. Biasanya dimasak menjadi bacem atau digoreng. Permukaan tempe benguk berwarna putih seperti tempe kedelai, namun kacangnya utuh. Soal rasa, tempe ini sedikit pahit dan tidak gurih seperti tempe kedelai. Uniknya, biji benguk sebenarnya mengandung racun asam sianida. Namun racun ini mudah dihilangkan dengan cara direndam air bersih selama 1-2 hari.
4. Tempe Kecipir
![]() |
Foto: iStock
Kecipir sering dinikmati sebagai sayuran yang renyah segar. Kecipir yang sudah tua ternyata memiliki biji yang bisa diolah menjadi tempe. Proses pembuatannya tak jauh berbeda dengan tempe kedelai, namun teksturnya yang lebih keras mengharuskan biji kecipir direbus lebih lama. Dalam 100 gram tempe kecipir, mengandung 32,8 gram protein.
(adr/odi)