Sering Sakit Anak Bisa Alami Kekurangan Nutrisi

Sering Sakit Anak Bisa Alami Kekurangan Nutrisi

Lusiana Mustinda - detikFood
Sabtu, 20 Feb 2016 14:51 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Ketika sakit, anak tak mau makan sehingga sistem kekebalan tubuhnya turun. Jika anak sakit sebulan sekali saja bisa alami kurang nutrisi.

Masalah gizi di negara berkembang berkaitan dengan faktor sosial dan ekonomi. Kemiskinan menyebabkan keluarga membeli makanan secara terbatas, pendidikan dan pengetahuan yang kurang dan santasi yang buruk.

“Anak-anak yang mengalami infeksi dapat berpengaruh terhadap status gizi,” tutur Ir. Ahmad Syafiq, Msc, PhD dalam seminar "Membangun Generasi Sehat dan Berprestasi dengan Asupan Gizi Sehat dan Seimbang" pada (18/02) di kampus Universitas Indonesia.




Syafiq mengatakan, dalam kasus diare dan infeksi, biasanya para ibu mengurangi asupan makanan padat dan menggantinya dengan makanan cair yang rendah energi dan gizi.

Studi INCAP (Institute of Nutrition of Central America and Panama) menunjukkan bahwa saat diare terjadi penurunan penyerapan protein sebesar 10-30 persen. Sedangkan data ICDDRB (International Centre for Diarrhoeal Disease Research) akibat diare bisa menurunkan penyerapan protein sebesar 43 persen, lemak 42 persen, karbohidrat 74 persen dan total energi 55 persen.

“Penurunan ini disebabkan oleh waktu transit intestinal yang singkat dan blocking fisik permukaan mukosa. Dan pada saat anak mengalami demam juga akan terjadi kenaikan BMR (basal metabolic rate) sebesar 13 persen setiap kenaikan 1 derajat celcius,” jelas pria yang juga mengajar FKM UI.



Jika anak sakit, tentu selera makannya juga menurun dan rasa makanan cenderung tidak enak. Hal ini terjadi karena ada perubahan kepekatan makanan dalam mulut yang disebabkan oleh berkurangnya cairan dalam tubuh. Makanan jadi terlalu pekat sehingga rasa makanan cenderung pahit.

Selain itu, kandungan zinc yang ada di dalam tubuh digunakan untuk memproteksi tubuh dari penyakit sehingga terjadi pengurangan zinc di dalam tubuh. Zinc inilah yang harusnya berperan dalam mempengaruhi indera perasa dan nafsu makan.

“Dalam kasus cacingan pada anak juga bisa sebabkan malnutrisi. Karena satu ekor cacing bisa makan 1 Kkal. Satu orang bisa terinfeksi sekitar 500 cacing jadi jika dihitung dalam satu kali infeksi bisa mengurangi 500 Kkal,” jelasnya.



Sayfiq memaparkan bahwa, konsumsi makanan yang tidak bergizi tentu akan menurunkan sistem imun sehingga lebih mudah sakit. Jika hal ini terjadi, maka usus akan alami perubahan. Inflamasi membuat bentuk usus berubah sehingga penyerapannya tidak optimal.

“Sebenarnya anak tidak boleh sakit sama sekali. Kalau sakit satu bulan sekali itu sudah masuk dalam kategori frekuensi yang sering,” ujar Syafiq.

(lus/odi)

Hide Ads