Restoran di Singapura Ini Gunakan Robot untuk Layani Tamu

Restoran di Singapura Ini Gunakan Robot untuk Layani Tamu

Maya Safira - detikFood
Rabu, 03 Feb 2016 09:30 WIB
Ilustrasi: Xinhua/Lianhe Zaobao
Jakarta - Sebuah restoran seafood baru ini diyakini jadi yang pertama menggunakan robot pelayan di Singapura. Robot-robot bertugas mengantarkan makanan pada konsumen.

Media China Lianhe Zaobao (31/01) melaporkan Rong Heng Seafood Restaurant menggunakan robot untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Restoran yang buka Senin lalu itu berharap bisa menghemat sepertiga tenaga kerja melalui inisiatif tersebut.

Zhang Zhinong, pemilik restoran, mengatakan sulit untuk mempekerjakan orang. Gerai itu membutuhkan 15 pelayan, tapi hanya 6 yang sudah direkrut sejauh ini. Namun dengan adanya robot, ia hanya perlu mempekerjakan 4 pramusaji lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria berusia 39 tahun itu pertama kali mendapat ide ketika melihat robot menyediakan makanan di restoran kota Kunshan dekat Shanghai. Ini terjadi pada akhir 2014.

“Bagaimanapun Anda mengesalkan mereka, robot tidak akan marah. Perselisihan kadang bisa muncul antara pramusaji dan konsumen. Robot juga tidak perlu gaji, bonus atau kesejahteraan. Mereka bisa bekerja 24/7, tidak mengambil cuti atau izin sakit dan tidak akan berhenti. Datangnya Tahun Baru Imlek, mereka juga tidak memiliki masalah dengan lembur,” jelas Zhang, seperti dilansir dari My Paper (01/02).



Tiap robot harganya lebih dari SG$14.000 (Rp 134,4 juta). Sementara pramusaji digaji sekitar SG$30.000 (Rp 288,1 juta) per tahun. Karena itu Zhang menganggap robot lebih hemat biaya.
 
Robot itu pun hanya memerlukan perawatan sekali seminggu. Konsumen yang penasaran akan menyentuh robot tapi sejauh ini tidak berdampak pada kerusakan, tambah Zhang.

Robot yang dioperasikan dengan baterai diproduksi oleh perusahaan China. Bagian rangka luarnya dibuat di China, sedangkan komponen dalam dan sensor berasal dari Jepang.

Guna menciptakan jalan selebar 1,2 meter untuk pergerakan robot, restoran menyesuaikan susunan furniture. Mereka mengurangi jumlah meja dan kursi.

Di lantai restoran terdapat jalur magnetik yang membimbing robot berjalan. Mulai dari dapur ke meja makan.

Staf di dapur akan menempatkan makanan di baki robot. Kemudian menekan tombol tertentu untuk membuat mesin itu berjalan ke meja yang dituju. Sensor pada robot memastikan adanya jarak 15 cm dari setiap hambatan di jalan.

Ketika robot sampai di meja, seorang pramusaji atau konsumen akan mengambil makanan dari baki robot.

Yang Shuning, salah satu pramusaji di Rong Heng, mengatakan bahwa robot telah meringankan pekerjaannya dan menarik lebih banyak konsumen.

Salah satu pengunjung, Liang Lihao, baru pertama makan di restoran itu. Menurutnya, keberadaan robot memberi pengalaman makan baru. Konsumen yang perlu mengambil makan sendiri dari baki robot dianggap bisa membudidayakan self-service.

Kedepannya Zhang berencana menambah robot dengan fungsi berbeda. Seperti menulis pesanan, menyiapkan sendok garpu dan menyambut konsumsen di restoran.

Saat ini robot hanya bisa berbahasa Mandarin. Tapi Zhang berusaha mencari cara agar robot bisa menggunakan bahasa Inggris juga.

Meski begitu, Zhang menyebut robot tidak sepenuhnya bisa mengganti pramusaji manusia. Ia menyebut tugas seorang pramusaji di masa depan bisa bergesar untuk membangun hubungan dengan konsumen.

 

(tan/odi)

Hide Ads