Apakah Detoks Perlu Diawasi Ahli Gizi?

Detoks Jus Alami dan Aman

Apakah Detoks Perlu Diawasi Ahli Gizi?

Lusiana Mustinda - detikFood
Minggu, 10 Jan 2016 16:31 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta -

Detoks seringkali dilakukan oleh banyak orang. Caranya dengan hanya konsumsi jus buah atau teh herbal. Tapi, apakah hal ini aman untuk dilakukan sendiri di rumah?

Secara harfiah, detoksifikasi merupakan proses alami tubuh untuk mengeluarkan atau menetralkan racun serta toksin yang dihasilkan dari fungsi biokimia melalui usus, hati, ginjal, paru-paru hingga kulit.

Ada lima jenis detoks, detoks dengan air putih, jus buah atau sayur, olahraga, puasa dan detoks rest. "Proses detoks boleh saja dilakukan, akan tetapi tidak boleh lebih dari 2 hari, terutama detoks jus," tutur Rita Ramayulis DCN, M.Kes, saat diwawancarai oleh detikFood (05/01).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Untuk detoks puasa, Anda bisa melaksanakan seperti puasa Ramadan. “Hasilnya akan bagus jika saat berbuka puasa tidak mengonsumsi gorengan, menambahkan gula dalam jumlah besar tanpa serat. Anda bisa memilih minuman manis yang mengandung serat seperti sop buah,” ujar ibu empat anak ini.

Sedangkan detoks rest merupakan detoks yang dilakukan dengan mengonsumsi makanan biasa dan tanpa sebabkan rasa lapar yang berlebih. Detoks rest ini memiliki prinsip berat badan makanan lebih tinggi dibandingkan kalorinya.

“Diet rest akan menghasilkan detoks secara optimal dengan syarat, tidak boleh konsumsi gorengan, tidak boleh konsumsi gula dan tidak boleh melakukan gerakan yang sama lebih dari dua jam, misalnya hanya duduk. Jd setelah 2 jam harus beraktifitas fisik yg berbeda seperti naik atau turun tangga,” jelas penulis buku Detox is Easy ini.



Banyaknya pencemaran makanan, tingginya tingkat stres membuat banyak orang perlu melakukan detoks. Jika sering terasa pusing, bau keringat tidak sedap, mudah lelah dan kulit kering, ini adalah tanda-tanda ketidakseimbangan yang dikaitkan dengan toksik yang ada di dalam tubuh kita.

Paling tidak setahun sekali bagi orang yang sering terpapar polusi atau racun. Polusi atau racun dapat masuk tubuh dari udara (pernafasan), minuman dan makanan. Selain itu tubuh juga menghasilkan racun (radikal bebas) dari sisa metabolisme," jelas Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, MS selaku Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia kepada detikFood (06/01).

Jika Anda ingin melakukan detoks juice fasting dan water fasting bisa dilakukan dengan cara yang benar. “Jika ingin melakukan detoks ekstrim seperti detoks air yang banyak, sebaiknya harus konsul terlebih dahulu. Karena detoks air yang banyak bisa saja sebabkan hipotermia, kekurangan natrium sehingga membahayakan kesehatan,” tutur Hardinsyah.

“Kombinasi detoks dengan cara puasa a la islami dan pengaturan minum dan makan akan lebih baik dan juga efektif,” ujar Hardinsyah memberikan tips.

(msa/odi)

Hide Ads